90—100
9
Jumlah
24 murid
Data frekuensi hasil belajar murid diperoleh dari asesmen formatif di tahap siklus II dengan jumlah murid sebanyak 24 dengan data nilai yaitu 20, 35, 35, 40, 40, 55, 60, 70,70, 70, 70, 80, 80, 85, 85, 90, 90, 95,95, 100, 100, 100,100, dan 100. Dari hasil data tersebut diketahui bahwa  nilai minimal pada tahap siklus II adalah 20 sedangkan nilai maksimalnya adalah 100.
Berdasarkan analisis hasil belajar murid dapat diketahui nilai rata-rata adalah 73,54. Murid yang mendapat nilai di atas KKTP yaitu 70,8% sebanyak 17 murid sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKTP sebanyak 7 murid dengan persentase  29,2%. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 20. Data pada tabel (terlampir) menunjukan  bahwa hasil belajar murid sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu Problem Based Learning (PBL) dengan menggabungkan metode Team Quiz yang dibantu dengan media pembelajaran audio visual dan kartu soal.
Model pembelajaranan inovatif yang digunakan guru mampu meningkatkan hasil belajar murid dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan KPK dan FPB. Murid lebih memahami materi KPK dan FPB dengan melalui tahapan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran PBL, yaitu 1) orientasi masalah, 2) mengrganisasi murid untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4) mengembangkan hasil, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tujuan model pembelajaran PBL ini  yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif murid, memotivasi murid untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam belajar kelompok. Dengan demikian, model pembelajaran PBL ini sesuai dengan materi pembelajaran KPK dan FPB yang memberikan peningkatan murid dalam berpikir kritis seperti menyelesaikan masalah yang berkaitan KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang diuraikan diatas, dapat di simpulkan bahwa:
Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemapuan berpikir tingkat tinggi pada siswa kelas V (Lima) pada materi KPK dan FPB sehingga layak dijadikan pembelajaran berorientasi HOTS .