Mohon tunggu...
Niken Ambar Irawan
Niken Ambar Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

toleransi itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jelaga

17 Juli 2013   19:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geliat sang pekat memaparkan gulita

Bak jelaga sang awan memenuhi pertapaan langit

Perimbunan sangkakala meringkuk di ruas jari-jari rembulan

Mengapa dipersalahkan sang jelaga?

Sang jelaga datang pun karena ulah tak acuh sang pelaku

Tak acuh dengan kelenaan tak terperi

Karena sang jelaga kan selalu ada membangunkan jiwa ternoda

Jiwa-jiwa yang lalai

Jiwa-jiwa yang tak acuh

Jiwa-jiwa yang angkuh

Bersyukurlah tuk jelaga itu ada

Karena sang jelaga kan selalu membawa pertanda

Pertanda tuk para jiwa

Sudah waktunya tuk menelikuri kealphaan

Tuk barang sejenak membasuh

Tuk memberi ruang tuk jelaga-jelaga itu datang kembali

Ataukah

Tuk menjaga agar tak memberi ruang bagi jelaga itu

By: LontarTimur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun