Sementara itu Panitia Lomba diwakili Sekretaris DPD BKPRMI (Dewan Pimpinan Daerah Badan Komunikasi Pemuda, Pemuda, Remaja Masjid Indonesia) Kabupaten Bantaeng yakni Ustadz Hamzah meyakinkan jika pihaknya akan menilai seobyektif mungkin dan menghindari subyektifitas.
"Lomba Takbiran tingkat Remaja maupun tingkat Anak-anak TPA, kita nilai dari sisi  tajwid, lagu atau vokal, kostum dan kekompakan. Untuk Lomba Miniatur kita fokus menilai bahannya apakah paten atau daur ulang, kesesuaian masjid dan keindahan miniatur masjid", jelasnya.
Lomba yang dihelat selama kurang lebih 2 jam itu sempat membuat arus lalu lintas macet disepanjang rute dilewati. Terlebih tiap kontingen butuh waktu ekstra untuk melintas karena sebagian diantaranya adalah anak-anak sesuai pelajar SD (Sekolah Dasar). (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H