Bantaeng. Sejumlah tokoh di Bantaeng angkat bicara merekomendasikan film yang layak ditonton saat liburan Idul Fitri. Diketahui tahun ini libur lebaran terhitung 2 hari (5-6 Juni 2019) dan cuti bersama selama lebaran selama 3 hari (3, 4 dan 7 Juni 2019).
Dengan jumlah libur 5 hari itu Kapolres Bantaeng, Adip Rojikan merekomendasikan "Khazanah". Merupakan tayangan film dokumenter yang tayang di salah satu stasiun televisi nasional di hari Senin hingga Sabtu pukul 05:30 WIB.
"Kalau Saya cenderung merekomendasikan masyarakat menonton Khazanah. Dari tayangan itu banyak pelajaran berharga bernilai agama bisa dipetik dan diterapkan", ujarnya.
Sementara di bulan suci Ramadhan, Khazanah Ramadhan tayang hari Senin-Rabu pukul 05:45 WIB. Film berseri itu berisi informasi bernuansa ajaran Islam.
Meskipun menuai protes masyarakat di situs web KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), namun tak sedikit juga yang doyan menyaksikannya, termasuk Kapolres Bantaeng.
Dia berdalih "Khazanah" sudah sesuai dengan namanya. Tidak bisa dipungkiri banyak kisah nyata di tengah masyarakat, serupa dengan kisah dalam tayangan film itu.
Hal sama dikatakan Kepala Biro Harian Cetak Cakrawala dan Media Online cakrawala.info, Supriadi Karaeng Awing serta Muhammad Siddiq, Jurnalis Media Online publikasionline.co. Keduanya menyebutkan Khazanah bakal ditonton selama liburan bersama keluarganya.
"Teman-teman boleh menonton Khazanah saat lebaran nanti biar kita lebih paham kejadian-kejadian disekitar kita karena disitu yang diinformasikan tentang ajaran agama kita, Islam", jelas Sidiq.
"Saya suka nonto Khazanah selama Ramadhan. Semoga saja tayang juga nanti kalau libur lebaran", tutur Supriadi
Tokoh lainnya, Alimin DS selaku Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Kabupaten Bantaeng menyarankan supaya film masa lalu yang mengisahkan Wali Songo kembali diputar stasiun televisi nasional. Kalaupun tidak tayang, dia berharap masyarakat bisa menonton secara mandiri melalui channel YouTube yang banyak disediakan secara gratis.
"Kisah Wali Songo sangat menginspirasi Saya. Terbayang bagaimana perjuangan beliau di masa masyarakat masih sangat sulit menerima keberadaan Islam untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat", ungkap Alimin.
Sementara Ketua DPD Pemuda LIRA, Yusdanar bakal menonton film klasik kisah Nabi Musa Alaihissalam. Kepada masyarakat dia mengajak film ini ditonton juga dan mengambil pelajaran didalamnya.
Digambarkan bagaimana Fir'aun yang menjadi raja kala itu dengan segala kemewahannya berbanding terbalik dengan kondisi Nabi Musa a.s yang hanya masyarakat biasa. Bekerja sebagai pengembala kambing, Nabi Musa a.s diberkahi mukjizat oleh Allah Swt yang pada akhirnya Fir'aun ditenggelamkan di tengah laut merah oleh Allah Swt.
Ryawan Sayyed, Jurnalis Media Online zonamerahnews.com dan Abd Maris, Jurnalis Media Online skrinews.com sedikit berbeda merekomendasikan film yang seharusnya ditonton saat liburan Idul Fitri 1440 H yang sudah di depan mata.
Sayyed ingin menonton film yang mengisahkan penyesalan melewatkan bulan puasa. Sedang Maris berkata sebaiknya menonton film tentang pengabdian anak kepada orang tuanya.
Meski dua Jurnalis itu tidak menyebutkan satu pun judul film yang berhubungan dengan rekomendasinya. Sehingga berharap masyarakat selektif saja mencari film sesuai kesukaan masing-masing untuk menjadikan masa liburan bisa dinikmati dengan nyaman tapi tetap mengedepankan nuansa Islam dalam tema pilihm film.
Rekomendasi lainnya yakni film "Now You See Me" bertajuk film sulap yang mengungkap banyak kelemahan dunia kerja yamg menyajikan kegemerlapan. Ditambah film "The Planet of The Apes" dimana digambarkan hewan kera memperjuangkan hidupnya bisa bebas dari jerat siksa manusia.
"Dua film ini layak kita tonton saat libur. Mungkin terkesan kebarat-baratan tapi Say jamin ada hikmah akan kita petik pasca menontonnya", kata Jejeth Apriyanto, Jurnalis Media Online rakyatsulsel.co dan Jurnalis Media Harian Rakyat SulSel.
Selain tokoh diatas, AMBAE banyak menemui tokoh lainnya untuk mendapatkan testimoni mengenai rekomendasi film untuk ditonton selama libur lebaran. Umumnya menghimbau masyarakat agar memanfaatkan liburan selama 5 hari itu dengan memilih film yang tidak membosankan.
Menurut mereka banyak pilihan film yang akan tayang nanti. Apalagi kata mereka, banyak stasiun televisi di negeri kita ini ditambah hadirnya sosial media yang juga tak kalah hebatnya dengan media televisi.
Dari sekian banyak testimoni, satu yang unik datang dari Andi Indra. Dia adalah Ketua LSP3M Gempar Indonesia sebagai seorang insan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) seperti halnya Yusdanar.
Indra mengajak masyarakat yang menanti libur lebaran Idul Fitri untuk memasukkan Upin Ipin dalam daftar film yang sangat cocok ditonton selama 5 hari. Disamping film lain kata dia, film animasi itu tidak boleh dilewatkan dan diabaikan.
"Bagi Saya, Upin Ipin lebih mendidik dibanding film lain khususnya yang bergenre animasi kartun", imbuhnya.
Film jebolan negeri jiran itu layak ditonton keluarga. Menurutnya tak hanya anak-anak saja yang menontonnya, kalangan remaja dan dewasa pun turut menonton, bahkan diduga olehnya sudah menjadi sasaran dari manajemen film tersebut.
"Kalau nonton mi anakku, pasti nonton mak juga (Kalau anakku menonton, pasti Saya juga ikut menonton). Coba mi tidak menonton ka, anakku memanggil dan memaksa (Coba saja Saya tidak nonton, anakku memanggil dan memaksa)", ungkap Indra dengan logat khas Bantaeng.
Kerap kali kata dia, disaat anaknya menonton Upin Ipin, dipanggilnya dia untuk ikut menonton. Kalau perlu katanya sesekali si anak mencoba mencari pembenaran mengenai satu adegan dan Indra pun mau tidak mau harus larut ke dalam perbincangan antara anak dan papak serta rentetan adegan demi adegan.
"Banyak bercerita tentang keagamaan yang dipertontonkan Upin Ipin. Ada cerita tentang saling menolong, seperti bagaimana tata cara memasuki Masjid", ujarnya.
Jangan sampai kata Indra, orang dewasa hanya asyik menonton film bergenre kehidupan yang dewasa misalnya sinetron lantas film Upin Ipin yang banyak menyiratkan pelajaran justru tidak ditonton.
"Orang dewasa pun kalau mau belajar agama bisa belajar sama Upin Ipin", tandasnya.
Beberapa pelajaran lain lewat film itu diantaranya telah ditontonnya selama bulan suci Ramadhan 1440 H. Sebut saja ketika Upin Ipin, berwudhu lalu berdo'a sebelum berbuka puasa hingga Shalat berjama'ah dan mengaji bersama teman-temannya.
Kemudian ada pula adegan berdo'a serta memposisikan diri saat adzan dikumandangkan. Semua itu menurutnya sangat penting karena belajar itu selayaknya tidak mengenal ruang, waktu dan kondisi.
"Coba saja matikan televisi atau minimal ganti siarannya, kalau tidak anak kita mengamuk. Makanya tidak salah kalau kita ikut menonton", pungkasnya.
Semoga film-film berbau Islami seperti diatas mengisi daftar tontonan kita dalam mengisi lebaran Idul Fitri tahun ini dan tahun-tahun mendatang. (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H