"Bagi Saya, Upin Ipin lebih mendidik dibanding film lain khususnya yang bergenre animasi kartun", imbuhnya.
Film jebolan negeri jiran itu layak ditonton keluarga. Menurutnya tak hanya anak-anak saja yang menontonnya, kalangan remaja dan dewasa pun turut menonton, bahkan diduga olehnya sudah menjadi sasaran dari manajemen film tersebut.
"Kalau nonton mi anakku, pasti nonton mak juga (Kalau anakku menonton, pasti Saya juga ikut menonton). Coba mi tidak menonton ka, anakku memanggil dan memaksa (Coba saja Saya tidak nonton, anakku memanggil dan memaksa)", ungkap Indra dengan logat khas Bantaeng.
Kerap kali kata dia, disaat anaknya menonton Upin Ipin, dipanggilnya dia untuk ikut menonton. Kalau perlu katanya sesekali si anak mencoba mencari pembenaran mengenai satu adegan dan Indra pun mau tidak mau harus larut ke dalam perbincangan antara anak dan papak serta rentetan adegan demi adegan.
"Banyak bercerita tentang keagamaan yang dipertontonkan Upin Ipin. Ada cerita tentang saling menolong, seperti bagaimana tata cara memasuki Masjid", ujarnya.
Jangan sampai kata Indra, orang dewasa hanya asyik menonton film bergenre kehidupan yang dewasa misalnya sinetron lantas film Upin Ipin yang banyak menyiratkan pelajaran justru tidak ditonton.
"Orang dewasa pun kalau mau belajar agama bisa belajar sama Upin Ipin", tandasnya.
Beberapa pelajaran lain lewat film itu diantaranya telah ditontonnya selama bulan suci Ramadhan 1440 H. Sebut saja ketika Upin Ipin, berwudhu lalu berdo'a sebelum berbuka puasa hingga Shalat berjama'ah dan mengaji bersama teman-temannya.
Kemudian ada pula adegan berdo'a serta memposisikan diri saat adzan dikumandangkan. Semua itu menurutnya sangat penting karena belajar itu selayaknya tidak mengenal ruang, waktu dan kondisi.
"Coba saja matikan televisi atau minimal ganti siarannya, kalau tidak anak kita mengamuk. Makanya tidak salah kalau kita ikut menonton", pungkasnya.
Semoga film-film berbau Islami seperti diatas mengisi daftar tontonan kita dalam mengisi lebaran Idul Fitri tahun ini dan tahun-tahun mendatang. (AMBAE)