Mohon tunggu...
Amazia W Yudha
Amazia W Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - 24, Female, Yogyakarta

Junior Writer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Future Journalism, a Storyteller"

8 Februari 2018   21:18 Diperbarui: 12 Februari 2018   07:44 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Media sosial menjadi media yang digemari banyak orang. Semua orang menggunakan media sosial. Walaupun bukan menjadi ranah utama para jurnalis untuk menyebarkan berita, pada kenyataannya media sosial yang bisa "membungkam" media lain. Kecepatan sharedan keluasan audiens menjadi kunci mengapa media sosial bisa menang dari media lain. Tak hanya itu, media sosial juga memberikan kesempatan bagi publik (pengguna) untuk menjadi storyteller.Hal ini dikarenakan adanya konsep baru tentang sharing yang dikemukakan oleh Nicholas A. John dalam bukunya yang berjudul "The Age of Sharing" pada tahun 2017.

                Konsep sharingdisini menjelaskan bahwa adanya perubahan cara mengakses informasi. Perubahan tersebut muncul pada generasi Y yang hidupnya bertumbuh bersama media sosial. Media sosial yang "dekat" dengan publik, terutama generasi Y akhirnya memiliki kekuatan lebih daripada media lain yang dahulu digunakan oleh generasi sebelumnya. Konsep sharinglebih jelasnya adalah bahwa semua pengguna media sosial bisa membagikan apapun yang dimilikinya ke media sosial. Pengguna media sosial bisa membagikan apapun mulai dari pengalaman pribadi hingga realitas yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengguna media sosial bisa membagikannya melalui fitur-fitur yang diberikan oleh media sosial. Jika contohnya adalah instagram, maka pengguna media sosial bisa membagikannya melalui fitur live instagram, instastoryatau hanya dengan melalui foto dan video yang diupload di akun pribadi. 

Hal ini yang menjadikan semua orang saat ini bisa menjadi storyteller.Tidak perlu dikirimkan ke redaksi media dengan melalui seleksi yang ketat, harus mengikuti kaidah jurnalistik. Hanya perlu membuka aplikasi media sosial pada smartphone,masukkan konten yang ingin dibagikan dan cerita selesai serta sudah pasti tersebarluas. Tidak dibutuhkan kemampuan jurnalistik seperti menulis, mengedit atau wawancara. Juga tentunya lebih cepat diterima banyak orang daripada melalui media mainstream yang harus melewati proses gatekeeper.

Verifikasi?tentunya memang dibutuhkan, tapi pada kenyataannya saat ini, publik tidak lagi dibebani dengan pikiran apakah konten ini benar terjadi atau tidak / layak dikonsumsi publik atau tidak. Jika konten tersebut viral di media sosial dan banyak dibicarakan oleh banyak orang sudah terbentuk mainsetbahwa konten tersebut penting untuk dibicarakan. Kenyataan lain yang terjadi adalah bahwa publik saat ini cenderung membuka media sosial untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Tidak lagi menyalakan televisi, mendengarkan radio atau membeli koran, bahkan tidak lagi mengakses media daring. Media sosial menjadi media yang akan diakses oleh publik dalam mencari sebuah informasi.

Banyak media mainstream yang akhir-akhir ini sudah memiliki akun media sosial agar tidak semakin kalah. Tapi statusnya masih berada dibawah storyteller yang sesungguhnya hanya merupakan khalayak umum (pengguna media sosial) yang tidak memiliki kemampuan jurnalistik.  Cerita-cerita yang disebarkan oleh storytellernyatanya lebih banyak dikonsumsi oleh publik, daripada berita yang dikeluarkan oleh media mainstream.

Konsep storytelling,sudah selayaknya dilakukan pada dunia jurnalisme kedepannya. Jurnalisme harus bisa seorang storyteller yang memahami siapa audiensnya, apa yang diinginkan oleh audien.Jurnalisme sebisa mungkin memiliki kemampuan untuk menyusun cerita agar audiensmau mendengar cerita yang akan diceritakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun