Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Dan Anjing Malang Itupun Berakhir Menjadi Sate

9 Juni 2024   08:51 Diperbarui: 9 Juni 2024   09:04 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Shutterstock

Begitu si kakak mengantarkanku kembali ke kkos malam itu, karena penasaran aku bertanya,"Kok aku ga lihat Si Trimo ya? Apa sakit?" 

Eh dia seperti mengalihkan pembicaraan, menghindar menjawab. Kan aku jadi makin penasaran. "Apa sudah ditemukan pemiliknya?" aku mengejar jawabannya. Akhirnya dengan segan dia menjawab, "Trimo sudah mati. "

"Hah..kenapa?" Aku penasaran dong, perasaan tuh anjing sehat dan baik-baik saja. "Kenapa... Si Trimo matinya kenapa? Makan makanan beracun?"

Ia menggeleng. "Aku cerita tapi kamu ga boleh heboh ya.. ga boleh ribut..diem saja..pura-pura ga tahu." Aku mengangguk dengan tak sabar menunggu jawabannya. Ia melihatku dengan tatapan, ah bocah ini kenapa sih kepo? 

"Trimo ditangkap Bimo sama Andre (nama samaran) dengan dipancing makan. Terus dimasukin karung biar ga menggonggong dan suaranya kedengeran warga, diikat mulutnya terus digebukin dalam karung sampai mati." Aku melongo... tega-teganya..terbayang wajah Si Trimo yang kiyut manis dengan puppy eyesnya. Si Kakak juga terlihat tak nyaman menceritakannya tapi dia tak mau berkonflik dengan teman-temannya yang karakternya keras.  

"Lah memangnya Si Trimo salah apa? Nyolong makanan mereka? Bukannya malah mereka yang sering kasih makan?" Aku nyerocos terus. 

"Bukaaan, Trimo ga nyolong. Ditangkap buat dimakan..dibikin sate minggu kemarin. Makanya kamu ga aku ajak ke sana. Aku aja ga ikutan. Ga tegalah...tapi kamu dah janji lho bakalan diam saja ga ngomong apa-apa." Lalu aku membayangkan sosok Bimo yang mukanya g ada jahat-jahatnya kalau Andre karena dari suku yang kalau ngomong kenceng ga terlalu kaget sih. 

"Jadi selama ini mereka kasih makan Trimo biar gemukan dulu."

Aku melongo jawdrop, tak percaya. Orang makan anjiiing? Mahluk semanis itu dimakan? Sebagai orang dari satu kota wilayah Pantura (Antropolog Clifford Geertz dalam penelitian kualitatifnya yang melegenda hingga saat ini, membagi masyarakat Jawa dalam tiga golongan yaitu abangan, santri dan priyayi. Daerahku di wilayah Pantura termasuk wilayah santri). 

Di kotaku dulu, anjing saja jarang kutemukan kecuali di rumah teman yang non muslim atau China, mendengar orang kok makan anjing rasanya horor gitu. Serem. Bapakku yang punya temen kokoh-kokoh kalau pas ke rumahnya, kadang aku ikut Bapak nganter rambutan kalau pas panen, sering lihat istrinya si Kokoh gendong-gendong anjing mungilnya. Beneran aku takjub.

Lalu pekan berikutnya ketika si Kakak mengajakku kumpul lagi sama mereka, karena sudah mendekati akhir program KKN mereka mengajak kita makan-makan di bebek cak Koting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun