Satu hal yang menarik lainnya di Pantai Indrayanti adalah mudahnya menemukan tukang pijit yang bisa kita manfaatkan untuk memulihkan tenaga karema kelelahan.Â
Ombak yang kecil, hamparan pasir putih yang luas membentang tak akan lengkap rasanya tanpa dilengkapi minum kopi atau susu jahe dan sepiring nasi goreng yang sangat enak. Sungguh ada pisang goreng yang sangat enak di Pantai Indrayanti dengan harga yang terjangkau.Â
Betaaah...... banget buat duduk berlama-lama di hamparan pasir putih sambil menantikan datangnya Mata Dewa untuk kemudian tenggelam di ujung cakrawala. Kebetulan saat aku berkunjung masih tenang tanpa banyak pengunjung, tak ada teriakan yang ada sunyi, angin pantai yang sepoi, kepingan-kepingan kerang yang ditinggalkan penghuninya membentuk mozaik yang menyenangkan hati dan memanjakan mata.Â
Selain keindahan pantainya, pisang goreng dan perasaan romantis yang dirasakan, di Pantai Indrayanti juga ada rumah makan yang menyediakan lobster. Kita memilih lobster hidup yang diinginkan, lalu ditimbang dan mereka memberi pilihan akan dimasak seperti apa. Akhirnya aku memesan sekilo lobster hidup yang dimasak bumbu padang pedas, kerang rebus, nasi hangat dan kopi yang kembali diseduh hangat. Â
Cukup lama memang waktu menunggu lobster datang tapi tenaaang, kita bisa menunggu sambil menggalau diiringi lagu Mata Dewa dari Iwan fals sambil menunggu matahari terbenam membentuk lingkaran kuning keemasan yang indah sebagai Mata Dewa. Sunsetnya sangat indah. Saat pesanan datang....wow..semuanya lezat, habis dalam sekejap.
Setelah puas memanjakan mata dengan pijitan seluruh tubuh (aku hanya minta dipijit di bagian kaki dan punggung belakang), kalau para laki-laki memang yang enaak banget karena dapat pijatan seluruh badan.Â
Setelah puas menikmati sunset yang indah dan puitis akhirnya lobster telah matang dan siap disantap. Makanlah kami bersama-sama di antara alunan lagi Iwan Fals yang syahdu. Benar-benar pantai favoritku. Memang pilihan paling benar, wisata di Indonesia saja bagus pemandangannya, cocok makanannya, tak menguras kantong pula.Â
.......
aku berdiri tinggalkan dirimu-
waktu sinarnya jatuh di jiwaku.