Kangen pada acara kumpul-kumpul para madyangers yang biasanya digelar KPK Kompasiana, eh..ternyata tak lama kemudian even Food Festival Kampoeng Tempo Dulu, yang menjadi agenda rutin Summarecon Mal Kelapa Gading disiarkan di Kompasiana. Tentu saja dengan semangat kami sambut event itu. Dan terpilih sebagai peserta reviewer yeeaa....!!
Food Festival Kampoeng Tempo Dulu diselenggarakan dari tanggal 5 April hingga 6 Mei 2018 di La Piazza, Kelapa Gading. Begitu masuk ke area Food Festival mata langsung dimanjakan oleh Tropical Garden yang ditata cantik  di sekitar acara Food Festival.Â
Sempat foto beberapa kali di spot yang cantik (biasaa...perempuan...hehe) akhirnya kaki melangkah menuju tempat kuliner dan pas jam makan siang pulak, mata ini dicekoki berbagai menu masakan tradisional lezat yang ditata apik. Sebanyak 100 booth kuliner dengan varian menu kurang lebih 200 an, menawarkan berbagai sajian berselera.
 Setelah mendapatkan kartu semacam ATM dengan nilai 100,000  segeralah aku mengarungi samudera makanan itu. Meskipun matahari terik membakar kepala,. tapi semangat juga mengitari Kampoeng Tempo Duoeloe mencari sajian yang dirasa paling pas dengan selera.
Pilihan pertamaku jatuh pada sajian Sate Maranggi yang aromanya menyeruak saat daging sapi itu dibakar di atas arang. Sedaap! Seporsi Sate Maranggi 5 tusk dengan lontong seharga 35 ribu saja. Sajian gunungan cabe di atas cobek besar yang provokatif sukses membuatku merasa lapaaar...lapar Bapak Ibu..lapaar.... segeralah beralih tangan sepiring Maranggi yang wangi ke tangan.
Sudah puas? Tentu belum!
Yang haus... yang haus.....
Puter-puter doong cari minuman yang membangkitkan selera. Pilihan jatuh pada es tebu. Hanya dengan sedikit es batu, air tebu yang baru saja digiling langsung memenuhi segelas besar es tebu yang segar di siang yang panas. Konon katanya, air tebu yang belum dimasak jadi gula ini masih termasuk fruktosa, jadi sehat  dan konon jadi obat diabetes? Ga yakin sih untuk ungkapan terakhir tapi yang pasti lebih sehat karena alami dan tak banyak bahan-bahan tambahan yang manis dan penuh kalori. Lagi mau diet ceritanyaaa...
Apa 3 hidangan tadi sudah cukup? Beluuum....
Perut masih kuat kok diisi dengan cemilan hehe...dan taraa...mata langsung menangkap menu Serabi Notosuman yang terkenal sebagai oleh-oleh dari Solo. Â Satuannya untuk yang original 7 ribu jika pakai topping jadi 8 ribu. Aku lebih suka rasa original. Meski sedikit agak terlalu manis tapi tekstur Serabi ini sangat lembut di lidah dan bau pandan dan gosongnya menyeruak hidung. Hmm....
Ngoles-ngolesin kerak dan telur serta bumbunnya di wajan..dicampur biar pas...dikipasi sampai matang  di atas bara ...baunya pun harum. Dan memang lezat. Keraknya matang jadi g ada beras yang "mlethis" istilah untuk beras kurang matang. Bumbunya juga pas. Recommended juga buat dicoba.Â
Melewati Soto Kesawan sebenarnya pingin nyoba juga tapi apa daya perut sudah penuh. Tapi ketika melewati kedai Mie Aceh tergoda juga buat membeli Roti canedan martabak  kari kambing untuk dibawa pulang bersama dengan gorengan cempedak yang haruuum dan manis. Puas deh..nyobain kulinernya. Tapi demi memenuhi rasa penasaran beli juga nasi bakar dengan isian jamur dan ayam. Ampyuuun...deh!Â
Semoga tahun depan gelaran Food & Fashion Festival ini terus berlanjut. Aku akan senang sekali untuk datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H