Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lezatnya Hidangan Kampoeng Tempo Doeloe di Tropical Garden yang Instagramable

3 Mei 2018   01:22 Diperbarui: 3 Mei 2018   01:58 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kangen pada acara kumpul-kumpul para madyangers yang biasanya digelar KPK Kompasiana, eh..ternyata tak lama kemudian even Food Festival Kampoeng Tempo Dulu, yang menjadi agenda rutin Summarecon Mal Kelapa Gading disiarkan di Kompasiana. Tentu saja dengan semangat kami sambut event itu. Dan terpilih sebagai peserta reviewer yeeaa....!!

Food Festival Kampoeng Tempo Dulu diselenggarakan dari tanggal 5 April hingga 6 Mei 2018 di La Piazza, Kelapa Gading. Begitu masuk ke area Food Festival mata langsung dimanjakan oleh Tropical Garden yang ditata cantik  di sekitar acara Food Festival. 

Sempat foto beberapa kali di spot yang cantik (biasaa...perempuan...hehe) akhirnya kaki melangkah menuju tempat kuliner dan pas jam makan siang pulak, mata ini dicekoki berbagai menu masakan tradisional lezat yang ditata apik. Sebanyak 100 booth kuliner dengan varian menu kurang lebih 200 an, menawarkan berbagai sajian berselera.

 Setelah mendapatkan kartu semacam ATM dengan nilai 100,000  segeralah aku mengarungi samudera makanan itu. Meskipun matahari terik membakar kepala,. tapi semangat juga mengitari Kampoeng Tempo Duoeloe mencari sajian yang dirasa paling pas dengan selera.

Pilihan pertamaku jatuh pada sajian Sate Maranggi yang aromanya menyeruak saat daging sapi itu dibakar di atas arang. Sedaap! Seporsi Sate Maranggi 5 tusk dengan lontong seharga 35 ribu saja. Sajian gunungan cabe di atas cobek besar yang provokatif sukses membuatku merasa lapaaar...lapar Bapak Ibu..lapaar.... segeralah beralih tangan sepiring Maranggi yang wangi ke tangan.

Sudah puas? Tentu belum!

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mengitari lagi arena dan menemukan Mie Jogja nyemek. Taraaa....ini dia yang kucari. Mie berkuah panas-panas yang enak diseruput panas-panas dengan rasa pedas yang menggugah selera. Dan benar..mie Jawa nyemek ini recommended buat dicoba. Seporsinya 25 ribu saja. 

Yang haus... yang haus.....

Puter-puter doong cari minuman yang membangkitkan selera. Pilihan jatuh pada es tebu. Hanya dengan sedikit es batu, air tebu yang baru saja digiling langsung memenuhi segelas besar es tebu yang segar di siang yang panas. Konon katanya, air tebu yang belum dimasak jadi gula ini masih termasuk fruktosa, jadi sehat  dan konon jadi obat diabetes? Ga yakin sih untuk ungkapan terakhir tapi yang pasti lebih sehat karena alami dan tak banyak bahan-bahan tambahan yang manis dan penuh kalori. Lagi mau diet ceritanyaaa...

Apa 3 hidangan tadi sudah cukup? Beluuum....

Perut masih kuat kok diisi dengan cemilan hehe...dan taraa...mata langsung menangkap menu Serabi Notosuman yang terkenal sebagai oleh-oleh dari Solo.  Satuannya untuk yang original 7 ribu jika pakai topping jadi 8 ribu. Aku lebih suka rasa original. Meski sedikit agak terlalu manis tapi tekstur Serabi ini sangat lembut di lidah dan bau pandan dan gosongnya menyeruak hidung. Hmm....

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Eh.. ternyata saldo di kartu masih tersisa dan di top up sendiri sih hehe....jadi pingin bawa sesuatu sebagai oelh-oleh orang rumah. Maka kerak telur yang provokatif dengan lagu ondel-ondelnya. Tapi asik juga sih melihat bagaimana kerak telur itu dibuat. Harus telaten dan sabar.

Ngoles-ngolesin kerak dan telur serta bumbunnya di wajan..dicampur biar pas...dikipasi sampai matang  di atas bara ...baunya pun harum. Dan memang lezat. Keraknya matang jadi g ada beras yang "mlethis" istilah untuk beras kurang matang. Bumbunya juga pas. Recommended juga buat dicoba. 

Melewati Soto Kesawan sebenarnya pingin nyoba juga tapi apa daya perut sudah penuh. Tapi ketika melewati kedai Mie Aceh tergoda juga buat membeli Roti canedan martabak  kari kambing untuk dibawa pulang bersama dengan gorengan cempedak yang haruuum dan manis. Puas deh..nyobain kulinernya. Tapi demi memenuhi rasa penasaran beli juga nasi bakar dengan isian jamur dan ayam. Ampyuuun...deh! 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Perut sudah kenyang kaki melangkah ke Pameran Wine & Cheese yang diselenggarkan tak jauh dari lokasi Kampoeng Tempo Dulu. Ada banyak wine dari beberapa negara dipamerkan. Kita mah beli coklat sama wafernya saja. Yang lagi promo dan dapat agenda cantik dari Loacker. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Hati belum ingin pulang. Jadilh kami nongkrong dan foto-foto di Tropical Garden yang cantik dan instagrammable juga jadi cafe. Bisa pesan aneka jenis kopi di sini sambil menikmati suasana. Aku suka gaya penataan kafenya yang mirip  British secret garden ini. Beberapa foto pun diunggah di Instagram dan dapat banyak like. 

Semoga tahun depan gelaran Food & Fashion Festival ini terus berlanjut. Aku akan senang sekali untuk datang.

Dokumentasi KPK
Dokumentasi KPK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun