Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu adalah Hak Prerogatif Orang Cengeng Saja

15 April 2018   16:27 Diperbarui: 15 April 2018   18:11 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sacco Cafe et Cremerie, Italy. Photo by Shita Rahutomo

Aku sungguh berusaha...

Mengajari bawah sadarku jika  rindu itu bukan kebutuhan hidup

Yang harus dipenuhi untuk menjaga keberlangsungan usia dan kewarasan

Sudah kulewati putaran demi putaran matahari dan bulan tanpa membuat riak

Yang akan mengundang Tanya atau membuat gaduh lini masa

Dengan segala ekspresi kecengengan tentang cinta dan rindu

Yang sungguh akan bikin malu, karena ini tahun pemilu

Orang bicara tentang poltik dan siasat kekuasaan, bukan rindu

Kau sudah membekap rindumu kuat-kuat

Untuk menyakinkan tak adanya perasaan cengeng itu dalam dirimu,

Karena kau tahu waktumu untuk bermelodrama atas nama cinta sudah usai episodenya.

Kau tahu itu tak layak

Untuk dinikmati khalayak

Lalu kau coba untuk menghukum dirimu dengan melarikan diri berkelana sendiri

Melorongi waktu dan tempat-tempat di mana diam-diam kenangan ikut tergali

Kau merasa bersalah karena bersikap cengeng...tapi kau juga menikmati

Otakmu sudah sepakat untuk membenamkan hati

Agar rasa kehilanganmu tak tumpah ke jalanan ibukota yang sudah padat dengan asap dan keringat,

Kau berpura pura tegar dalam kewarasan yang terjaga dalam dalih kesibukan kerja

Karena saat itulah...rasa sesak menghilang....karena otak sudah dipenuhi tuntutan

Karena kau paham....saat kau merasa tak tahan dan memuntahkannya,

Orang-orang akan lari menghindari karena ketakpantasannya..

Karena rindu tak membantu meringankan beban angsuran bulan ini

Maka waraslah 

Rindu adalah hak preogratif para belia, orang kaya atau orang cengeng pemanja perasaan semata

Yang kau pun membencinya

Untuk tak menjadi bagian dari orang yang kau benci

Kesunyian harus dihindari..

Maka benamkan dirimu di antara kerumunan ribuan orang yang bernyanyi.

Agar kau seolah bahagia,..meski kau paham hatimu melara

Dan tetes sedihnya mengalir pelan di antara bulu mata dan eyeliner waterproof yang kau usap diam-diam

Agar tak seorangpun tahu

Karena wajahnya tiba-tiba bertebaran di antara lagu kenangan

Karena raganya sudah tertanam dalam kuburan, 

meski ribuan chat kau kirimkan..ia takkan bisa membalasnya

Kau paksa otakmu menyembunyikan sayatan basahnya

Yang diam-diam kau selipkan di antara lipatan baju dalam gelap lemari

Atau menelusupkannya sebagai penanda halaman dari buku yang belum selesai kau baca

Tetap saja secara kurang ajar ....tak menyerah ia menggeliat bangun mengganggumu

Menguak paksa menghantui otak...membuatmu menyadari luka kehilangan itu masih menganga

Hingga kau selalu dipaksa dalam dilemma yang menyebalkan antara bahagia dan merana

Pada semua bandara yang mengingatkan chapter pertama pertemuan

Pada alunan Fur Elise...yang lembut namun diam-diam secara menyakitkan menyadarkanmu untuk kembali pada realita

Pada embun... yang dulu setiap pagi dilihat saat membuka jendela

dan lembut es krim langit cumulus yang lekukannya sesak menyimpan kenangan

Kau tahu kan ..aku benci menjadi cengeng

meski kusadari kemudian, ternyata aku bagian dari kecengengan itu

Bahh...!

Jakarta, 15 April 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun