Karena raganya sudah tertanam dalam kuburan,Â
meski ribuan chat kau kirimkan..ia takkan bisa membalasnya
Kau paksa otakmu menyembunyikan sayatan basahnya
Yang diam-diam kau selipkan di antara lipatan baju dalam gelap lemari
Atau menelusupkannya sebagai penanda halaman dari buku yang belum selesai kau baca
Tetap saja secara kurang ajar ....tak menyerah ia menggeliat bangun mengganggumu
Menguak paksa menghantui otak...membuatmu menyadari luka kehilangan itu masih menganga
Hingga kau selalu dipaksa dalam dilemma yang menyebalkan antara bahagia dan merana
Pada semua bandara yang mengingatkan chapter pertama pertemuan
Pada alunan Fur Elise...yang lembut namun diam-diam secara menyakitkan menyadarkanmu untuk kembali pada realita
Pada embun... yang dulu setiap pagi dilihat saat membuka jendela