3. Berkurangnya potensi bermasalah dengan 'navigator' :). Iya loh,..saat macet melanda akan membuat pengendara mudah stress dan suasana dalam mobil bisa tak kondusif. Melihat istri senyum-senyum saat main sosmed, nanti dianggap tak berempati dengan suami yang lagi stress dengan kondisi jalan. Jadinya bisa berantem deh. Mendengar anak-anak bercanda atau menangis mungkin jadi tidak sabaran, kepala pusing, jadi marah maka pecahlah konflik di  mobil. Oh no! Tahu kan rasanya kalau para istri ngambeg? Haduuh..ga enak banget diem-dieman.Â
4. mengurangi pengeluaran yang tak terkontrol. Selama macet kita akan berhenti di restoran atau sekedar berteduh di pinggir jalan dan dikelilingi para pedagang. Dan ini berpotensi membuat pengeluaran tak terkontrol karena membuat anak-anak terutama menjadi 'lapar mata'. Dari kerubutan pedagang Pop Mie dan kopi renceng, tukang bakso, PSK,...penjual salak kiloan maksudnya hehe.. hingga pedagang kerupuk, pecel dan batik!
Nah jelas kan betapa nikmatnya pake jalur tol Cipali?
Saya sih berharap jalur tol Cipali ini akan segera berlanjut pembangunannya melewati jalur tengah membelah wilayah utara dan selatan pulau Jawa agar makin merata pembangunan ekonominya. Dan jalur tengah itu lebih ijo royo-royo pemandangannya. Semoga jalur Cipali segera berlanjut hingga terhubung dengan jalan tol Semarang. Yah siapa tahu nanti dari Jakarta ke Semarang hanya 7 jam saja seperti perjalanan via kereta? Wah gurih tenan.
Ditunggu kabar baik selanjutnya Departemen Pekerjaan Umum!Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H