[caption caption="by shita"][/caption]
Sebagai bagian dari golongan manusia udik yang harus rutin mudik, minimal sekali sebulan sudah lamaaaaa sekali saya merindukan Indonesia khususnya Pulau Jawa memiliki jalur tol yang panjaaaaang, mulus, halus, tanpa rintangan, dengan pemandangan yang memanjakan mata, sekalian juga kalau bisa sih tanpa bayar hehe..... Jalan tol yang melewati bagian tengah Pulau Jawa, agar semua daerah di Jawa ini tak terisolasi dan ikut menikmati gurihnya pembangunan. Bayangkanlah jika kita bisa melakukan perjalanan dari Jakarta hingga Surabaya melalui jalan tol terus menerus, betapa banyak waktu, tenaga, pikiran dan BBM subsidi yang bisa kita hemat. Ckk,,..ck..ck.. apalagi kalau naik mobil sport Ferrari ala Mbak Syahrini atau Roro Fitria gitu,..wah pasti lebih gurih.
Meskipun hal terakhir mustahal bin mustahil terwujud, tapi mimpi jalur bebas hambatan seperti adegan indah di film-film Hollywood itu, ingiiiin sekali terwujud sejak 10 tahun yang lalu. Menaiki mobil Mustang Cabriolet, dengan pemandangan langit jingga dan sunset di depan, rambut tergerai tertiup angin, udara yang bersih, jalan yang lengang dan Mas Matt Damon sedang nyetir,.... alangkah indahnya dunia :).
Apalagi setiap bulan saya harus menjenguk kampung halaman dan yang paling tersiksa adalah saat masa mudik. Kita tahu lah betapa tersiksanya melewati jalur Pantura setelah keluar pintu tol Cikampek. Simpang Jomin yang ruwet adalah salah satu potensi biang kemacetan. Belum lagi pasar tumpah di mana-mana. Jalur Indramayu yang setiap tahun selalu diperbaiki tapi rusak lagi dan lagi,..dan lagi. Serta Indramayu yang terkenal sebagai jalur tengkorak. Dimana jalan-jalan berlubang menganga mengintai korban jika kita tak waspada, jalur menyempit, macet mengular karena jembatan rusak, persaingan tak sehat dengan bus malam dan truk gandeng, pasar tumpah yang pedagangnya begitu polos tak merasa berdoasa, persimpangan ruwet dan bla..bla..bla... Tak cuma butuh uang yang cukup banyak untuk beli BBM di jalan karena banyaknya kemacetan, tapi juga butuh fisik kuat dan mental baja dan kesabaran seluas samudera untuk menuju kampung tercinta. Â Â
Maka ketika kabar gembira untuk kita semua (harus dinyanyikan ala iklan suplemen manggis itu ya..!) itu telah tiba, betapa senang dan leganya saya. Sayang tak sempat ikut rombongan Kompasioner mencoba perdana jalur Tol Cipali tapi bentar lagi mudik, sudah nyicil anyem karena perjuangan mudik kali ini tak akan seberat tahun-tahun sebelumnya. yeay,..semangat..semangat...!!
Maka pada hari yang telah dinantikan,.... saya merencanakan pulang lebih dulu sebelum jalur mulai syibukk oleh mudikers, saya putuskan pakai moda transportasi bus malam. Gila...! Tiket Jakarta-Jepara 420 ribu! Mencekik bangeeet...
"Kok mahal banget Mas, naik lebih dari 100% padahal kehitung belum masa mudik? Masih 9 hari lagi Lebarannya.." dengan muka melas berusaha meminta diskon.
"Mbak mau ga? Kalau ga mau ya udah,..saya jual ke orang lain!" jawabnya lengkap dengan gaya sok tegas ala pejabat negara yang ga mempan disuap. rayuan gagal total. Dengan berat hati terpaksa merogoh dompet sisi kiri dan kanan untuk mengeluarkan Ki Hajar Dewantara ditukarkan dengan selembar tiket.
Bus berangkat dari Lebak Bulus pukul 08.30 pagi setelah 1 jam menunggu penumpang lainnya. Cuaca cerah dan burung-burung bernyanyi riang dan penyanyi dangdut kampung mulai bersenandung lengkap dengan goyangannya. Yang terakhir ini ciri khas bus malam jurusan Jepara,walaupun sudah pakai tv LCD, pastikan kuping tahan mendengar segala lagu dangdut dari Jakarta sampai Jepara nanti. Paling-paling jadi hafal lirik lagu Bang Thoyib, atau dangdut Koplo atau Pacar 5 langkah. Yah,,... begitulah sodarah-sodarah mari kita nikmati bus full musik dangdutth koplo remix ini yang sungguh berisiiiiik..sungguh terlaluuu....
Jalur tol jalan kota dilewati dengan mulus, secara kita melawan arus orang kerja. Ngeeeng bus melaju lancar,..cuma menurut saya kecepatannya sekitar 70 km/jam. Mungkin pak sopir berhati-hati, atau tadi malam baru nyampe Jakarta, arus balik tanpa penumpang atau mungkin dia lelah...
Satu setengah jam kemudian sampailah kita di jalur Cikopo,... awal perjalanan menggunakan rute Cipali yang merupakan singkatan dari Cikopo, yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon hingga Palimanan Cirebon dan berakhir di Brebes. jalur sepanjang 116,52 KM ini dikerjakan mulai tahun 2011 saat pemerintahan Presiden SBY dan diselesaikan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Diperkirakan bisa menghemat waktu perjalanan sekitar 1,5 hingga 3 jam, tergantung speed kecepatan pengemudi.