Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Figur yang Layak Memimpin Maluku Utara 2024

4 Mei 2022   18:01 Diperbarui: 4 Mei 2022   19:20 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh calon pemimpin Malut (Dokpri)

Tidak hanya sebatas itu. Slogan Maluku Utara bahwa bersatu kita teguh "Marimoi Ngone Futuru" harus benar-benar ditenjukkan. Jangan sampai Pilgub 2024 diskenariokan menjadi duel harga diri. Pertempuran politik secara mati-matian dilakukan. Itu bahaya. Beresiko, karena mobilitasi kekuatan pasti dikerahkan.

Kalau sudah begitu, berarti kita mengalami kemunduran demokrasi. Paslon Gubernur 2024 janganlah dibuat "head to head" dua Paslon. Formasi politik seperti itu riskan. Sebab, Malut telah punya pengalaman buruk akibat konflik politik. Konflik yang cukup menguras energi, hingga memakan korban jiwa. Hindari, jangan terulang lagi.

Dinamika politik tak boleh lagi menyeret-nyeret isu SARA. Masyarakat diadu domba. Hidup dalam badai konflik, padahal sebelumnya tidak seperti itu. Politik yang buruklah membuat nilai, kesadaran toleransi masyarakat, berubah menjadi intoleran. Waktu itu.

Menyongsong Pemilu 2024 para figur, calon pemimpin Malut harus melakukan edukasi. Harus sungguh-sungguh dan ekstra. Hentikan model dokrit, seperti suku tertentu harus memilih suku tertentu. Lantas, melihat suku adat lain sebagai musuh. Inilah model politik jahat, barbar yang harus dihentikan. Silahkan benahi kembali kerusakan demokrasi yang pernah terjadi.

Yakinlah, Malut akan tertinggal jika waktu kita hanya digunakan untuk berseteru. Yang satu memusuhi, iri terhadap yang lain. Padahal, kita sama-sama Malut. Sama-sama Indonesia. Jangan mau dibodohi karena urusan-urusan teknis membuat masyarakat bertengkar.

Urusan sentimentil, saling menjatuhkan merupakan sebuah semangat yang sangat tidak produktif. Merugikan kita bilang terjebak disitu. Bahkan seluruh masyarakat Malut dibuat terbelah. Persatuan masyarakat terganggu, itu sebabnya rasionalitas berpolitik harus dibangun.

Menuju Pilkada (Pilgub) yang damai 2024, kita butuh rekonsiliasi politik. Bukan yang bersifat semu. Melainkan rekonsiliasi dari hati ke hati untuk Maluku Utara tercinta. Jangan ada lagi dendam. Benih-benih kemarahan sekecil apapun, wajib dihilangkan. Karena itu penghalang untuk Maluku Utara maju. Daerah yang kita cintai ini harus berlari maju.

Dengan semangat "Maku Gawene" masyarakat Maluku Utara menjadi maju tenteram dan sejahtera. Melalui saling menyayangi, cinta dan kasih sayang sesama manusia. Bahkan dengan seluruh makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, daerah tercinta tumbuh subur. Berkembang kian pesat. Mendapat berkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun