Mohon tunggu...
Muhammad Hartanto Amarsa
Muhammad Hartanto Amarsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merangkak atau memilih layu

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030072)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Pengelolaan Gas Metana dari Limbah

17 April 2021   16:16 Diperbarui: 18 April 2021   13:26 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompor dari gas metana, dok. pribadi

Gas metana adalah karbon yang berjenis hidrokarbon paling sederhana, biasanya metana adalah hidrokarbon yang berbentuk gas, metana sendiri punya nama lain atau rumus kimia yang bernama CH4.

Biasanya metana murni tidak berbau apapun, tetapi jika metana tersebut diolah dan digunaka atau dijadikan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan dan dicampurkan bau belerang untuk mendeteksi jika terjadinya kebocoran dari pipa-pipa gas metana itu sendiri.

Gas metana juga merupakan salah satu komponen utama dari gas alam, metana juga merupakan sumber bahan bakar utama. Proses terjadinya atau terbentuknya gas metana adalah jika adanya pembakaran yang terjadi pada satu molekul yang dimiliki metana dibarengi dengan oksigen yang lalu akan melepaskan satu molekul lainya yang dimiliki karbondioksida atau CO2 dan dua molekul yang dimiliki oleh air atau H2O.

Gas metana tidak hanya bisa diperoleh melalu ladang gas saja, metana juga mempunyai cara alternatif untuk mendapatkan gas itu sendiri, untuk mendapatkan metana selain dari ladang gas misalnya melalui TPA (Tempat pembuangan Akhir).

Limbah cair, pupuk kandang dan lain sebagainya. Cara tersebut didapatkan dari biogas yang di hasilkan dari fermentasi substansi organik. Namun bahan yang dipilih untuk menghasilkan metana mempengaruhi cara atau proses untuk mendapatkan metana. Perbedaanya terletak pada pengolahan saat merubah biogas menjadi metana dan saat mengambil uap gas untuk dijadikan metana.

Nahh, kali ini saya ingin membahas salah satu tempat yang mengelola dengan baik limbahnya untuk dijadikan metana, mereka memanfaatkan limbahnya untuk diproses dan diambil uapnya dari biogas yang dihasilkan dari limbah tersebut lalu di proses untuk menjadi metana, dan di pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Saya telah berhasil berkunjung ke salah satu tempat yang berada di temanggung untuk melihat dan mengamati proses dari pengolahan serta proses pengambilan biogas yang di hasilkan limbah untuk dijadikan gas metana. Tepatnya saya berkunjung ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang berada di Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.

TPA adalah tempat pusat atau tempat dari berakhirnya pembuangan sampah. Di tempat pembuangan akhir itu telah terdapat tumpukan gunungan sampah, karena bisa dikatakan TPA tersebut adalah satu-satunya TPA yang ada di Kabupaten Temanggung.

Para pengelola TPA Temanggung telah berinisiatif untuk memanfaatkan gunungan limbah yang telah tertumpuk di lahan TPA, mereka mengambil biogas yang dihasilkan dari uap limbah yang sudah tertumpuk di dalam, mereka menggunakan cerobong drum untuk ditanam kedalam sampah kurang lebih sedalam 2 meter, drum tersebut juga diberi rongga-rongga agar gas yang dihasilkan dapat keluar.

Guna dari menanam drum tersebut ialah untuk menyerap biogas tersebut dan dijadikan tempat penampungan sementara dari biogas yang dihasilkan tersebut.

Selanjutnya setiap drum drum yang telah terpasang di beri pipa-pipa yang memanjang untuk menyalurkan gas dari drum menuju ke kompor dan yang digunakan sebagai bahan bakar, selanjutnya biogas dibakar menjadi api yang selalu menyala.

Walaupun hal ini belum dimanfaatkan secara luas, namun, gas metana ini telah membantu para petugas, pengelola dan para pemulung, mereka memanfaatkan hal tersebut untuk hanya sekedar kegiatan masak sehari-hari, membuat kopi, menyeduh mie instan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya saya telah bertemu dengan salah satu orang yang mengelola sekaligus menjadi pengawas dari TPA itu sendiri, Orang-orang disana menyebutnya dengan sebutan "Yang Bau Rekso TPA", beliau bernama Yuliatno atau sering dipanggil Pak U.

Saya bertemu dengan beliau lalu mengobrol tentang TPA dan tentunya tentang gas metana yang telah dikelola oleh para pengelola TPA Sanggrahan.

Bapak Yuliatno, dok. pribadi
Bapak Yuliatno, dok. pribadi
"Bagaimana proses pengelolaan gas metana dari limbah pak?"

"Setelah dipilah oleh pemulung lalu saya tata dan ratakan, baru setelah 3 atau 4 hari, dan jika memungkinkan bisa sampai 1 minggu, baru saya tutup dengan tanah, dan didalam sudah ada cerobong cerobong untuk menangkap gas metana lalu di salurkan melalui pipa ke kompor. Disini kita memanfaatkan gas metana tersebut hanya untuk sekedar membikin minum dan memesak" Penjelasan dari Pak Yuliatno.

"Apakah ada pengelolaan lain di TPA ini selain gas metana?"

"Selain memanfaatkan biogas dari gas metana, disini kami juga memberi kesempatan bagi para pemulung dengan cara memfasilitasi para pemulung dengan melakukan tabungan dengan hasil penjualan sampah secara rutin setiap hari senin, lalu uang yang sudah terkumpul akan dibagikan setiap setahun sekali, pada saat mendekati hari raya idul fitri." Jelasnya.

Kompor dari gas metana, dok. pribadi
Kompor dari gas metana, dok. pribadi
Saat saya berkeliling ke TPA tersebut saya juga bertemu dengan beberapa pemulung yang sedang memilah sampah, saya juga bertanya beberapa hal meneganai bagaimana tanggapan pemulung dengan pengelolaan yang dilakukan oleh para petugas dan para pengelola yang ada di TPA tersebut

Para pemulung mengaku, dengan adanya pemanfaatan gas metana dan tabungan rutin, mereka merasa sangat terbantu, mereka mengatakan bahwa uang yang diperoleh serta kegiatan menabung yang mereka lakukan bisa membantu dalam kebutuhan mereka sehari-hari. Bahkan mereka juga mengatakan dengan adanya pengelolaan tersebut mereka bisa menopang kebutuhan pendidikan anak-anaknya.

Tidak selamanya sampah yang kalian anggap barang sudah tidak berguna dan menjijikan tidak mempunyai manfaat, terbukti bahwa jika dikelola dengan baik dan benar bisa menjadi suatu hal yang sangat berharga dan mempunyai nilai guna tinggi.

Mulai sekarang mari membantu mengelola sampah agar tidak menjadi limbah yang mencemarkan, salah satu caranya dengan membuang sampah sesuai dengan tempat yang dibedakan antara organik dan non-organik.

Mari selamatkan dunia bersama, kalau tidak mulai sekarang kapan lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun