Mohon tunggu...
Aman A. Nugraha
Aman A. Nugraha Mohon Tunggu... Peneliti Akselerasi Indonesia -

Seseorang yang menikmati dunia baca dan tulis, terkadang menyukai dan melahap wacana kontemporer yang aneh-aneh. baginya, semuanya menjadi candu yang membekas rindu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneguhkan Nasionalisme Islam

22 September 2016   23:48 Diperbarui: 23 September 2016   00:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukannya mengharap, yang Nasionalis merubah fahamnya menjadi Islamis, ataupun sebaliknya yang Islamis merubah fahamnya menjadi Nasionalis,atau merubah faham Nasionalis dan Islamis dengan faham yang lainnya. Harapannya adalah semua golongan memiliki faham kerukunan dan persatuan.

Nasionalis dan Islamis sejati adalah mereka yang memiliki keinsyafan diri, semata-mata perbedaan adalah keniscayaan yang perlu dilengkapi satu sama lainnya, apalagi menyoal untuk membangun keutuhan pada suatu Negara. Keinsyafan diri itu, terlahir dari aliran nurani seseorang. Baginya, pengabdian pada Negerinya sendiri itu telah dipenuhi oleh rasa cinta.

Bukan hanya itu, selama adanya kerukunan dan persatuan antar perorangan atau golongan pada suatu Negara. Maka, Islam sebagai role modelmemiliki kemampuan untuk bisa menjadi teladan bagi Negara lain dalam membangun keutuhan suatu Negara.

Meneguhkan Nasionalisme Islam adalah salah satu prinsip, bahwa Islam memiliki satu kesatuan visi yang visioner dalam menjaga keutuhan bangsa dan menata suatu Negara yang baik.

Kaum Islamis tidak hanya di Indonesia atau asia. Kaum Islamis menyebar di penjuru dunia. Dengan memiliki Nasionalisme Islam pada diri seorang kaum Islamis, maka satu kesatuan pembaharuan sudah mulai bermuara pada hal terkecil yang akan berdampak besar pada arah kemajuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun