Mohon tunggu...
Amanda SalmaFaiqa
Amanda SalmaFaiqa Mohon Tunggu... Jurnalis - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

seorang mahasiswa jurnalistik semester 2

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mempersiapkan Tahapan Berpidato di Depan Umum

22 Mei 2024   18:16 Diperbarui: 22 Mei 2024   18:17 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Amanda Salma Faiqa

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pidato adalah seni yang dapat dipelajari. Sebagai sebuah keterampilan, pidato memerlukan latihan dan kebiasaan berbicara di depan publik. Salain keterampilan, pidato harus dilengkapi dengan pengetahuan linguistik agar diksi yang terlontar variatif, menarik, dan estetik.

Pidato juga bisa disebut berceramah memiliki unsur tersendiri.

Keterampilan dan pengetahuan linguistik diperlukan dalam berbagai tujuan pidato, baik tujuan pidato yang bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif. Untuk sampai ketiga tujuan pidato diperlukan persiapan.

Persiapan tahap pertama adalah menentukan topik pidato. Topik pidato adalah pokok persoalan yang masih bersifat umum dan abstrak. Topik pidato sebenarnya pada pokok pembicaraan dalam keseluruhan pidato. Dalam prakti, topik pidato dirinci atau dojabarkan dalam suatu judul.

Tahapa berikutnya adalah menuntukan tujuan pidato, yakni informatif, persuasif, atau rekreatif. Sebenadnya pidato yang baik harus memuat ketiganya. Kendati tetap harua ditentukan tujuan utamanya. Misalnya, pidato seorang menteri lebih bersifat informatif.

Pada tahapan tahapan berpidato ini seseorang akan paham bagaimana caranya beretorika atau berceramah di depan khalayak umum, dengan memiliki skill dan basic yang memumpuni juga perlu agar tidak merasa canggung di depan.

Pidato seorang politisi lebih bersifat persuasif. Pidato seorang artis lebih bersifat rekreatif. Tapi tampaknya, pidato seorang penceramah agama di panggung, mimbar, ataupun media lain harus bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif sekaligus.

Selanjutnya, karena pidato harus berisi dan berkualitas, maka tahap persiapan pidato berikutnya adalah membaca literatur terkait topik dan judul pidato untuk mendukung basis epistemologi, dan tidak mengandung unsur SARA.

Literatur yang juga harus dibaca bukan hanya buku, tapi juga hasil survey, dokumen. Untuk pencerah agama tahapan membaca literatur ini lebih panjang. Diawali memahami al-Qur'an, hadits Nabi, karya ulama, hingga ilmu bantu, seperti ilmu sosial, humaniora, dan yang lainnya.

Tahapan pidato berikutnya adalah tahapan yang bersifat teknis, yakni membuat kerangka pidato mulai dari pembukaan, isi, hingga penutup. Durasi pembukaan harus singkat. Yang terpenting dari pendahuluan adalah menyampaikan judul pidato secara interogatif.

Berpidato juga jangan bertele tele dikarenakan dapat membosankan orang, maksudnya tidak bertele tela adalah dengan tidak membuka pendahuluan lama dan mangulang terus topik yang di bicarakan.

Sementara Isi pidato harus mudah dicerna dan diingat. Untuk itu dapat digunakan metode numerik, dengan menyebutkan angka. Seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Untuk ceramah agama, misalnya, bisa diuraikan tiga ciri orang munafik. Mulai dari yang pertama, kedua, dan ketiga.

Penutup pidato lebih sebagai jawaban singkat mengenai masalah pidato yang diangkat. Dalam penutup harus singkat karena penjabaran secara luas sudah disampaikan pada bagian isi.

Tahapan persiapan pidato bisa ditambah sesuai dengan materi, dan tujuan pidato. Media dan audiens juga dapat membuat persiapan pidato berbeda. Misalnya, persiapan pidato di televisi berbeda dengan pidato di radio. Begitu juga persiapan pidato seorang politisi berbeda dengan pidato seorang artis atau penceramah agama.

Berpidato juga harus bersifat menarik dan enak untuk di dengar karna jika kita memiliki ilmu yang luas dan gaya bahasa yang menarik maka tak sedikit orang yang suka dengan gaya berpidato kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun