Tidak saja ketika sedang dalam suasana duka, mengetam padi di sawah atau sementara aktivitas di kebun hingga ketika ngopi bareng di halaman kampung hingga ketika sedang duduk-duduk bersama sambil menenggak tuak atau sopi, selalu saja dunia bola adalah pembicaraan yang renyah dan asyik.
Hampir separuh waktu sehari-hari selalu berbicara tentang bola.Â
Bahkan selalu siaga untuk mendapatkan jadwal pertandingan timnas, hanya untuk melihat aksi fenomenal dari seorang Marselino di atas lapangan hijau.
Bahkan sekali saja, dia kena pelanggaran hingga tersungkur jatuh, kata-kata pedas bernuansa kutukan tak ayal membuncah.
"Hmmmmm,,,kau berani kasi mati kami pu anak, siap-siap kau dan negaramu kami bakarrrrrr" dst.
Dan kalau sudah terlarut dalam obrolan tentang bola, itu dari jauh terdengar semacam perang tanding, sampai-sampai telinga bengkak kalau terlalu dekat.
Jadi memang demikianlah kenyataan kalau orang kampung mengobrol tentang apa saja, selalu saja heboh dan riuh renyah.
Yang paling menarik untuk ditelurusi adalah bagaimana anak-anak di kampung sangat kecanduan untuk beradu bola setiap hari.
Ketika hendak ke sekolah, selalu saja hampir baku tengkar gara-gara bola, atau ke sekolah sambil tendang-tendang bola, atau apa saja yang dirasa enak untuk ditendang, entah batu sekalipun. Bahkan di tengah jalan raya, ketika sepi, bisa untuk lapangan bola dulu.
Atau ketika pulang sekolah, tidak saja sementara pergi cari kayu bakar di hutan, pasti saja selalu cari tempat yang memungkinkan untuk main bola dulu, baru pulang bawa kayu bakar atau tidak bawa apa-apa sekalipun karena sudah tersita waktu di main bola.Â