Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sumbangan Gereja Lokal di Manggarai Dalam Upaya Mengembalikan Pola Pertanian Organik dan Berkelanjutan

14 Januari 2024   23:29 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:44 3879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fakta menunjukkan bahwa penduduk atau umat yang bernaung di tiga kabupaten dalam hal ini Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur masih dirundung kemiskinan.

Sebagaimana yang dirilis oleh BPS NTT data tingkat kemiskinan yang melanda wilayah di tiga kabupaten tersebut menurut data tahun 2021 yakni 21, 63 %.

Akar Persoalan

Setelah menganalisis akar persoalan kemiskinan tersebut maka  pihak Gereja lokal menemukan beranekaragam penyebab, salah satunya adalah dari bidang pertanian seperti kebergantungan dan kecanduan umat (masyarakat) terhadap penggunaan dan pupuk kimia dan penggunaan produk-produk kimia (herbisida) dalam membasmi gulma pada areal perkebunan atau persawahan.

Bertolak dari jargon "Kembali ke Alam", Gereja mewartakan sebuah pola 'baru' dalam sistem pertanian masyarakat (umat). 

Pola tersebut dibangun dari yang paling mendasar dulu yakni, kesadaran dan mentalitas sembari berkaca dari pola yang telah terjadi sebelumnya dan yang masih berlangsung hingga kini.

Kebergantungan masyarakat terhadap produk-produk kimia, semakin ke sini justru meresahkan. Tidak hanya dari sisi ekonominya melainkan juga terhadap keberlangsungan kehidupan organisme di dalamnya.

Demi melancarkan pertumbuhan padi di sawah, petani mau tidak mau harus butuh finansial yang banyak untuk pengadaan pupuk dan pemberantasan gulma. 

Selain berkualitas rendah rendah terhadap kesehatan tubuh juga produktivitas tanaman menjadi terganggu.

Telah lama lahan pertanian menjadi rusak parah akibat perlakuan kimia  tersebut. 

Tanah dan kehidupan di dalamnya menjadi hancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun