Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyibak Tirai Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang Dianggap Lumrah di Kampung

9 Januari 2024   18:37 Diperbarui: 9 Januari 2024   23:13 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tindakan KDRT (sumber: Liputan6.com)

Data tersebut jelas sebagai akumulasi berdasarkan pengaduan yang selalu dihadapkan pada Dinas PPA provinsi NTT sepanjang 6 bulan. 

Dan kemungkinan besar, angka tersebut masih belum sebanding dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bisa jadi persentase kasus yang belum sempat tercatat berkali-kali lipat dari yang sudah terdata tersebut.

KDRT yang dianggap lumrah

Barangkali kedengarannya terlalu menggelitik nalar. Bagaimana mungkin sebuah fenomena kejahatan dianggap lumrah?

Lalu bagaimana mungkin tindakan kejahatan luar biasa ini justru bersemai indah di daerah yang kental dengan budaya dan pengaruh agama?

Untuk mengupas ini, saya memulainya dengan menyitir kembali sebuah teori tentang kejahatan dari seorang filsuf yang tersohor di abad dua puluh yakni Hannah Arendt.

Salah satu teorinya yang paling populer tersebut adalah tentang banalitas kejahatan.

Banalitas kejahatan secara sederhana dimengerti sebagai suatu situasi di mana sebuah kejahatan tak lagi dirasa sebagai kejahatan tetapi sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang wajar.

Teori ini sejatinya sangat relevan bila disandingkan dengan fenomena KDRT.

KDRT jelas merupakan sebuah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa, namun dianggap biasa saja setelah dibiarkan terus dan mewarnai keseharian rumah tangga yang ada khususnya sebagaimana yang saya kedepankan di sini adalah dalam konteks daerah di NTT.

Selain sebab-sebab yang diungkapkan sebelumnya, salah satu penyebab yang paling kuat di balik lumrahnya perilaku KDRT adalah budaya dan kedangkalan dalam menafsirkan ajaran kita suci agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun