Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wabah Virus ASF Kembali Mengguncang Relung Batin Peternak Babi di Kampung

31 Januari 2023   10:55 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:06 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi yang penuh mencekam ini, pemerintah hadir hanya sekedar membawa peringatan bukan solusi. Seperti: rajin membersihkan kandang babi, jangan memakan daging babi yang sudah mati atau terpapar virus dan sebagainya. Karena memang sampai sekarang pun masih belum ditemukan obat khusus untuk melawan virus ini. barangkali setara dengan Covid-19 yang hanya mengandalkan vaksinasi sebagai solusi penangkalan. 

Beberapa bulan berselang, di tengah rasa panik dan kecemasan yang akut seraya kesimpangsiuran informasi terkait makhluk renik yang menakutkan ini, beberapa warga mencoba untuk mengisi kembali kandang-kandang yang kosong dengan beberapa ekor babi. Dan persis semuanya pun bertahan hingga sampai besar. 

Melihat ini, semua warga lainnya pun turut ikut. Perlahan-lahan satu dua ekor dulu, lebih sebagai tuntutan adat saja. karena memang tuntutan adat tidak pernah mengenal situasi dan kondisi, apalagi bencana sebagaimana yang persis terjadi.

***

Usaha ternak babi bagi masyarakat NTT pada umumnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat karena ternak bersifat multi fungsi yang dikategorikan dalam dua manfaat yakni manfaat ekonomi dan manfaat sosial budaya. 

Dari sisi kepentingan sosial budaya, babi memiliki peran yang sangat penting terutama dalam upacara-upacara ataupun ritual adat seperti kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Hal inilah yang membuat ternak babi menjadi ternak yang sangat populer di masyarakat. 

Sebuah ungkapan tua yang masih mengakar di tengah masyarakat kampung yakni: "pesta tanpa daging babi terasa tawar". Ungkapan ini sejatinya menegaskan betapa pentingnya keberadaan daging babi dalam sebuah pesta ataupun acara.

Kemudian dari segi ekonomi; babi adalah hewan yang paling laris dicari pada pangsa pasar. Hingga sekarang, harga seekor anak babi berkisar mulai dari satu jutaan rupiah bahkan lebih. Kemudian harga seekor babi dewasa atau besar berkisar dari 4 jutaan ke atas. 

Berkat usaha babi ini pun ekonomi warga terbantu, seperti kebutuhan pokok sehari-hari yang terpenuhi bahkan untuk membiayai sekolah dan lain sebagainya.

Itulah mengapa babi sebagai bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun