Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prinsip "Survival of The Fittest" sebagai Alternatif Bertahan Hidup bagi Warga Kampung

23 Januari 2023   05:37 Diperbarui: 23 Januari 2023   16:58 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com/SUKOCO)

Sedangkan di Indonesia sejak era presiden sebelumnya hingga Jokowi sekarang, jumlah angka kemiskinan penduduk sangat fluktuasi. Terutama sejak tahun 2000 waktu Gusdur sebagai pemimpin negara, angka kemiskinan hanya berkisar 19,14 persen. Sangat sedikit bila dibandingkan dengan China pada tahun yang sama.

Kemudian pada era presiden berikutnya angka tersebut hanya turun berapa persen saja dan tidak pernah stabil atau turun drastis layaknya di China.

Terakhir, BPS mencatat Persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat 9,57 persen atau senilai 26,36 juta orang. Dan 14,38 juta orang diantaranya adalah berada di pedesaan.

Dari sekedar perbandingan angka tersebut patut dikatakan bahwa China sangat berhasil dalam upaya pengentasan angka kemiskinan di negaranya. Dan keberhasilan itu pun patut ditiru oleh Indonesia sendiri 

Jika ditilik secara mendalam bahwa sebagian besar angka kemiskinan yang ada di Indonesia itu bersumber dari penduduk pedesaan.

Oleh karena itu, pemerintah hendaknya menyikapi ini secara komprehensif terkait akar masalahnya sehingga apa pun bentuk kebijakan yang diambil sungguh-sungguh menyentuh sasarannya.

Misalnya membaca konteks sumber perekonomian andalan masyarakat desa ialah pertanian dan perkebunan. Kira-kira apa-apa saja yang sifatnya mendesak yang dibutuhkan untuk mendongkrak sektor pertanian di pedesaan sehingga dapat bergerak maju dan sangat transformatif. 

Tidak berarti bahwa pemerintah sama sekali belum memperhatikan pembangunan di pedesaan. Hanya saja semua kebijakan yang ada selama ini belum dan masih jauh dari kata maksimal. Misalnya pembuatan irigasi dengan kualitas yang rendah. Memberikan bantuan benih atau bibit-bibit unggul dan lain sebagainya.

Namun, semua jenis program-program tersebut justru masih bersifat pragmatis dan bisa jadi sarat akan 'permainan bawah tanah'. Karena faktanya, hampir seluruh masyarakat pedesaan sebagaimana di desa saya, kehidupan ekonominya masih jauh di bawah rata-rata. Atau tidak perubahan sama sekali setelah semua program atau kebijakan yang diterapkan pemerintah berlangsung.

Potret Sawah mengalami kekeringan di Manggarai (kredit gambar: Viva) 
Potret Sawah mengalami kekeringan di Manggarai (kredit gambar: Viva) 

Baru-baru ini, para petani sawah di kampung saya sempat dirundung kecemasan lantaran curah hujan yang tak menentu di awal Januari tahun ini.  Nasib dari pola persawahan tadahan yang ada memang sangat bergantung dengan hujan sebagai sumber air utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun