Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jejak 'Bento' yang Tertinggal Sepanjang Tahun 2022 di Kampung

5 Desember 2022   14:47 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:05 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Termasuk saya sendiri turut terpesona di dalamnya. Saya dan warga kampung lainnya coba beradaptasi dengan goyangannya, justru menambah suasana semakin heboh. Dan karena itulah suasana tahun baru pun meriah dengan musik dan goyang Bento.

Sejak itu, Bento sudah menjadi bagian dari keseharian dan tren baru di kampung. Hampir di setiap ponsel milik warga memilikinya. Saya masih ingat betul, saat perbaikan kandang ayam saya di belakang rumah. Saya minta bantuan dari dua pemuda kampung, kebetulan mempunyai skill dalam pembuatan kandang. Dan di rumah saya juga ada speaker kecil dengan batre sebagai sumber daya utamanya. Selama pengerjaan, Bento secara non-stop didendangkan. Bahkan menimbulkan cerita-cerita unik, terutama mengenai goyangannya. Dua hari pengerjaan kandang, dua hari pula Bento non-stop didengarkan. Hingga berkat Bento, kandang ayam di rumah pun beres. 

Belajar dari "Bento" 

Pertama, berkat Bento keseharian hidup warga kampung menjadi lebih berwarna. Terutama dari rutinitas yang menguras fisik dan pikiran yakni: berkebun dan berdagang, Bento menjadi penawarnya. Mendengarkan Bento, suasana hidup pun cerah seketika. Bento menjadi selingan dari hidup yang terkadang serius. Namun mesti terukur.

Sebab kalau tidak maka kampung penuh dengan polusi suara. Atau jika terlalu berlebihan maka halusinasi pun muncul yakni merasa kaya di tengah kemiskinan. Sebagaimana lirik dari lagu tersebut: mobilku banyak, harta melimpah..... dst.

Kedua, Bento mengajarkan orang kampung agar tidak ketinggalan zaman. Lagu yang sebenarnya sarat dengan kritikan pedas tersebut, kini sarat dengan goyangan nyentriknya mengandaikan masa dari lagu berubah. 

Antara Pesan moral dan pesan sensasional kini hampir sulit ditimbang. Dan inilah yang paling laku terutama pada masyarakat kelas bawah seperti kampung. Semuanya itu berkat dari perubahan zaman. 

Apalagi kini, anak-anak kecil jika bermain dengan temannya tak karuannya menyebutkan lirik yang paling populer dari lagu yaitu: namaku Bento...asyik!!! asyik!!!

Demikianlah Bento dengan segala keunikannya sepanjang tahun 2022 ini terutama di kampung. Itung-itung tahun baru 2023 makin dekat. Setelah Bento kira-kira apa ya? 

Selamat menanti tahun baru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun