Tahun 2022 hampir saja selesai yakni tersisa sebulan lagi. Satu jejak yang terekam dan menjadi nge-tren di kampung selama tahun 2022 ini adalah mendadak demam Bento. Iya, lagu yang sangat legend dari opa Iwan Fals tersebut mendadak booming seantero kampung. Bahkan tergila-gila dibuatnya. Mulai dari anak-anak, kaum remaja hingga opa-oma pun semuanya terhanyut oleh ledakan musik Bento.
Kali ini bukan karena pesan yang mau disampaikan dari sang kreator lagu sendiri. Melainkan karena dentuman musik sekaligus dengan goyangannya yang sangat kekinian.Â
Sana dan sini dari rumah warga terdengar dentuman musik Bento. Setiap mobil taksi alias truk kayu yang melintasi kampung menuju kota, pagi-pagi sudah memanggil para penumpangnya lewat dentuman musik Bento. Pun mobil-mobil kecil yang jualan ikan dan sayur keliling lintas kampung, sepanjang jalan serasa tidak lengkap jika tidak diiringi dengan musik Bento. Dan rumah saya pun ikutan hanyut oleh musik Bento hampir setiap hari. Saya menjadikannya sebagai musik penyemangat pagi dan pelepas lelah di sore hari.Â
Tidak hanya itu, setiap kali ada hajatan mulai dari pesta sekolah, nikah atau pun sederet hajatan lainnya Bento selalu menjadi musik favorite yang membuat para penikmat pesta bebas mengekspresikan tubuh. Goyang dan menari. Dan yang lebih parahnya lagi, ngeh-nya sebuah hajatan itu diukur dari dentuman lagu Bento. Ini berdasarkan penilaian khusus dari anak-anak muda kampung yang sangat hobi dengan pesta.Â
Itulah fenomena Bento yang mendadak booming hingga ke kampung sepanjang tahun 2022 ini. Bermula dari perayaan tahun baru bulan Januari yang lalu hingga kini virusnya tetap saja mengidap dalam  keseharian gaya hidup warga kampung.
Pengalaman nge-Bento
Waktu perayaan tahun baru 2022 kemarin, di kampung diadakan tahun baru bersama. Konsepnya yaitu: semua warga kampung turut serta di dalamnya. Waktu itu tanggal 1 Januari malam. Sebagaimana seremoni tahunan, tahun baru di kampung saya itu sangat kental dengan budaya. Tema ritus budaya yang selalu diselenggarakan tersebut selalu bernuansa syukur sekaligus harapan. Syukur atas tahun yang telah lewat sekaligus harapan untuk tahun yang akan datang. tempatnya pun di dalam rumah adat di kampung. suasananya selain khusyuk dalam balutan ritus adat juga ada kegembiraan.Â
Karena melalui momen ini terjadi perjumpaan dengan sesama warga kampung dan keluarga yang datangnya dari jauh terutama dari kota bahkan dari tempat rantauan. Kebanyakan dari antara mereka itu adalah anak-anak muda yang lapangan kerjanya di kota.Â
Setelah ritus adat selesai dan disempurnakan dengan sembahyang bersama dan resepsi lalu diakhiri dengan rekreasi bersama. Namanya di kampung, satu-satunya rekreasi yang paling digemari itu adalah goyang atau menari. Di sinilah saatnya goyang Bento bermula. Ihwalnya adalah anak-anak muda yang datang liburan dari kota. Mereka mengenali musik Bento pertama kalinya di kampung. ditambah lagi dengan model goyangannya yang khas, memantik perhatian warga kampung.Â
Memang demikianlah warga kampung, suka dengan kejutan-kejutan yang asing atau yang baru. Apalagi dengan model goyangannya yang cukup nyentrik membuat suasana semakin riuh dengan gelak tawa dan teriakan-teriakan heboh lainnya.Â
Termasuk saya sendiri turut terpesona di dalamnya. Saya dan warga kampung lainnya coba beradaptasi dengan goyangannya, justru menambah suasana semakin heboh. Dan karena itulah suasana tahun baru pun meriah dengan musik dan goyang Bento.
Sejak itu, Bento sudah menjadi bagian dari keseharian dan tren baru di kampung. Hampir di setiap ponsel milik warga memilikinya. Saya masih ingat betul, saat perbaikan kandang ayam saya di belakang rumah. Saya minta bantuan dari dua pemuda kampung, kebetulan mempunyai skill dalam pembuatan kandang. Dan di rumah saya juga ada speaker kecil dengan batre sebagai sumber daya utamanya. Selama pengerjaan, Bento secara non-stop didendangkan. Bahkan menimbulkan cerita-cerita unik, terutama mengenai goyangannya. Dua hari pengerjaan kandang, dua hari pula Bento non-stop didengarkan. Hingga berkat Bento, kandang ayam di rumah pun beres.Â
Belajar dari "Bento"Â
Pertama, berkat Bento keseharian hidup warga kampung menjadi lebih berwarna. Terutama dari rutinitas yang menguras fisik dan pikiran yakni: berkebun dan berdagang, Bento menjadi penawarnya. Mendengarkan Bento, suasana hidup pun cerah seketika. Bento menjadi selingan dari hidup yang terkadang serius. Namun mesti terukur.
Sebab kalau tidak maka kampung penuh dengan polusi suara. Atau jika terlalu berlebihan maka halusinasi pun muncul yakni merasa kaya di tengah kemiskinan. Sebagaimana lirik dari lagu tersebut: mobilku banyak, harta melimpah..... dst.
Kedua, Bento mengajarkan orang kampung agar tidak ketinggalan zaman. Lagu yang sebenarnya sarat dengan kritikan pedas tersebut, kini sarat dengan goyangan nyentriknya mengandaikan masa dari lagu berubah.Â
Antara Pesan moral dan pesan sensasional kini hampir sulit ditimbang. Dan inilah yang paling laku terutama pada masyarakat kelas bawah seperti kampung. Semuanya itu berkat dari perubahan zaman.Â
Apalagi kini, anak-anak kecil jika bermain dengan temannya tak karuannya menyebutkan lirik yang paling populer dari lagu yaitu: namaku Bento...asyik!!! asyik!!!
Demikianlah Bento dengan segala keunikannya sepanjang tahun 2022 ini terutama di kampung. Itung-itung tahun baru 2023 makin dekat. Setelah Bento kira-kira apa ya?Â
Selamat menanti tahun baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H