Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Merawat Jiwa dengan Ritual Adat di Kampung

10 Oktober 2022   04:13 Diperbarui: 10 Oktober 2022   05:51 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, salah satu kebiasaan ketika sedang mendiagnosa persoalan adalah dengan cara membaca petunjuk mimpi. Entah itu mimpi si pasien sendiri atau juga mimpi dari Keluarga-keluarga sekitar.  Dengan membaca petunjuk mimpi inti dari masalah atau persoalan hidup dapat dikaji. Dan orang yang paling dipercaya Atau dianggap berkompeten dalam hal ini adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan adat lebih. Sehingga mereka dapat memutuskan untuk membuat ritual adat seturut penglihatan mereka. Dalam istilah adat Manggarai nya ialah kando nipi (menghapus mimpi buruk). 

Kebiasaan seperti ini sejatinya telah dilakukan  secara turun temurun sejak nenek moyang dahulu. 

Kemudian, ketika diagnosa sudah dilakukan maka tindakan selanjutnya adalah melakukan ritual adat. Tema dari ritual tersebut adalah sasa mbolot (memecahkan persoalan). 

Yang pertama, dengan melakukan torok (ujud) di kubur orang tua atau leluhur yang telah meninggal. Materi yang digunakan biasanya telur sebagai simbol sarana perjumpaan dengan mereka. Yang kedua, melakukan torok manuk (doa adat dengan ayam sebagai korban) di rumah keluarga pasien, dengan materinya ialah seekor ayam. Biasanya ayam berbulu putih atau bulu lainnya, tergantung  permintaan si tua adat seturut penglihatannya.

Dari ayam korban yang sudah di torok (doa adat) akan dilihat bagian urat (bagian dalam tubuh ayam yang menyerupai benang atau tali)  oleh si tua adat sendiri. Jika uratnya baik atau mulus, maka keselamatan akan segera datang atau turun ke atas keluarga bersangkutan. Kemudian juga leluhur telah merestui seluruh niat dan harapan yang disampaikan melalui ritual tersebut. 

Sedangkan, ketika bentuk dari urat ayam tersebut rusak atau tidak baik maka mesti melakukan ritual adat lainnya lagi. Artinya leluhur belum merestui apa yang menjadi harapan keluarga melalui ritual adat, karena dianggap masih ada yang belum beres atau masih kurang. Atau mungkin saja dari ada anggota keluarga bersangkutan masih memiliki persoalan pribadi lainnya yang belum terungkap. dll. 

Foto: Voxntt.com
Foto: Voxntt.com

Karena, syarat mutlak agar ritual adat sungguh bermakna dan direstui oleh leluhur ialah setiap orang yang hadir dan mengikutinya sungguh-sungguh memiliki niat dan kerinduan yang tulus. Jika tidak, maka urat ayam akan menjadi petunjuk ketidakberesan dan ketidakjujuran yang terjadi. 

Makna

Makna yang patut dipetik dari penyelenggaraan ritus adat tersebut adalah: 

Pertama, untuk menjalin relasi yang intim dengan leluhur yang telah mendahului keluarga yang masih hidup. Meminta mereka agar Tuhan yang Maha-Kuasa selalu menyertai mereka dalam seluruh persoalan hidup. Terutama ketika sedang jatuh sakit ataupun ketika sedang mengalami pertentangan hidup baik pribadi maupun bersama orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun