METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan salah satu dari jenis penelitian yang mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung  dengan  menyuguhkan apa  yang sebenarnya  terjadi. Bentuk pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sifat penelitian kelas adalah kolaboratif ( situasi dimana siswa belajar satu sama lain. Tempat penelitian ini di SD Negeri Pisang Candi 3 di Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan kontrol dan passing bola pada peserta didik kelas IV serta meningkatkan keterampilan berbahasa pada peserta didik kelas V dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.
HASIL DAN PEMBAHASANÂ
Pedagogi berasal dari kata Yunani "paedagogeo", yang terdiri dari "paisgenetif", "paidos" yang berarti "anak", dan "agogo", yang berarti "membimbing". Pedagogi secara harafiah berarti "membimbing anak". Dalam bahasa Yunani kuno, kata "pedagogi" berarti seorang budak (pengurus rumah tangga) yang mengawasi pendidikan anak laki-laki atau perempuan majikannya. Pada saat itu, anak perempuan tidak mendapat pendidikan khusus dan pengurus rumah tangga bertugas menemani, menunggu, dan menjaga putra majikannya ketika dia kembali dari sekolah atau gymnasium. Kata "pedagogi" juga berasal dari bahasa Latin yang berarti "mengajar anak". Namun dalam bahasa Inggris istilah "pedagogi" digunakan untuk menjelaskan bagaimana guru  memahami materi, mengenal peserta didiknya, dan  cara mengajarnya teori yang mencoba menentukan apa yang harus dilakukan.
Menurut Trianto (Gunarto, 2013: 15), model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman perencanaan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang  digunakan, meliputi tujuan pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah suatu pendekatan atau pola sistematis yang mencakup strategi, teknik, metode, bahan, media, dan alat yang berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran.Â
Macam-macam Model Pembelajaran: 1) Koperatif (CL, Cooperative Learning), Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. 2) Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning).
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan peserta didik, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran peserta didik menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. 3) Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry), Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru , peserta didik tidak merumuskan problem atau masalah. 4) Pembelajaran Penemuan discovery learning, Model discovery learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. 5) Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning), Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual peserta didik, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. 6) Problem Solving, Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya, justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian.
Dari keenam macam model pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning. Â Model discovery learning merupakan model yang mengatur segala pengajaran sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan baru melalui model penemuan yang ditemukan sendiri. Seorang guru memberikan ruang kepada peserta didiknya untuk dapat berdiri sendiri mendorong peserta didik untuk mandiri dan aktif untuk memperoleh pengetahuan baru. Discovery learning merupakan suatu model pemecahan masalah yang akan bermanfaat bagi anak didik dalam menghadapi kehidupannya di kemudian hari. Belajar penemuan adalah suatu proses belajar yang terjadi sebagai hasil dari peserta didik memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan peserta didik dapat membuat perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif atau proses deduktif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi.Â
Langkah-langkah model discovery learning menurut Mubarok (2014) langkah-langkah model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut:Â
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir serta dapat mendorong eksplorasi.Â
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi masalah yang sesuai dengan bahan pelajaran dan merumuskannya dalam bentuk hipotesis.Â
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!