Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Disini peserta didik diberi kebebasan untuk mengumpulkan informasi dengan melakukan eksperimen, wawancara atau observasi.Â
peserta didik melakukan pengolahan data dengan mendiskusikan dengan peserta didik yang lain. Dengan bekerja sama peserta didik dapat meningkatkan pemahaman karena saling bertukar informasi.Â
Peserta didik melakukan pembuktian, perbaikan dan kebenaran terhadap hasil yang diperoleh melalui presentasi dan diskusi kelas.Â
Guru menarik kesimpulan.Â
Karakteristik yang dimiliki oleh model discovery learning sebagaimana yang diungkapkan Hosman (2014:284) adalah sebagai berikut:Â
Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasikan pengetahuan.Â
Berpusat pada peserta didik.Â
Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.Â
Dalam kata lain proses pembelajaran dalam penemuan menekankan pada proses belajar peserta didik, bukan proses mengajar. Di dalam prosesnya mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada peserta didik untuk menciptakan kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan pembelajaran yang menekankan pada proses bukan hasil. Dengan memberikan penekanan pembelajaran yang menekankan proses pada peserta didik, mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada peserta didik, sehingga peserta didik terdorong untuk mampu melakukan penyelidikan dan mendasarkan proses belajar pada prinsip-prinsip kognitif. Dengan demikian akan tercipta proses pembelajaran yang aktif dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang bermakna.
Suatu model pembelajaran, memiliki sintaks dan tujuan tersendiri. Begitupun dengan model discovery learning. Adapun tujuan model discovery learning menurut Cahyo (dalam Fitriyah, dkk. 2017) menyatakan bahwa:Â