Mohon tunggu...
Amanda Trianita
Amanda Trianita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Saya merupakan pribadi yang menyukai isu-isu sosial dan pendidikan. Beberapa ide-ide yang saya miliki kerapkali saya tuangkan dalam bentuk tulisan, karena menulis merupakan hobi saya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Duck Syndrome, Terlihat Sukses tapi Sebenarnya Stres

31 Januari 2024   14:49 Diperbarui: 31 Januari 2024   16:39 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komparasi pencapaian

Komparasi pencapaian adalah suatu kondisi Dimana seseorang melakukan perbandingan antara apa yang telah ia capai denga napa yang telah dicapai oleh orang lain. kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor timbulnya duck syndrome karena dapat menimbulkan perasaan tidak puas, iri, minder, hingga merasa tidak berguna.

Hal ini dapat menurunkan self-esteem atau harga diri seseorang dan mmebuatnya merasa harus berusaha lebih keras untuk mencapai standar atau ekspektasi yang tinggi. Sehingga tak jarang kita temui individu yang mengejar standar kesuksessan orang lain.

Pengaruh media sosial

Media sosial seringkali menjadi platform yang digunakan oleh banyak orang untuk memamerkan keberhasilan dan pencapaian mereka. Hal ini tentunya secara tidak langsung dapat menimbulkan tekanan bagi mereka untuk terus tampil “sempurna” dalam pandangan followers.

Tak hanya itu, beberapa orang juga seringkali membandingkan diri mereka dengan kehidupan orang lain di media sosial sehingga menimbulkan perasaan “tidak cukup” dengan apa yang telah ia miliki dan meningkatkan pressure berlebih bagi diri mereka.

Apa dampak dari duck syndrome?

Duck syndrome sendiri bukanlah diagnosis yang diakui secara resmi dalam bidang kesehatan mental. Namun, gejala yang berkaitan dengan duck syndrome seperti, stres, tegang, dan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan dapat mengarah pada tanda-tanda kecemasan dan depresi yang perlu ditangani oleh professional kesehatan mental.

Orang yang mengalami fenomena duck syndrome seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa bahwa hidup mereka tidak seberuntung orang-orang. Perasaan-peraasan tersebut yang kemudian dapat berdampak negative dan mengganggu kesehatan mental indvidu.

Tak jarang bahwa individu yang mengalami duck syndrome merasakan ketidaknyamanan emosional dalam menjalani hari-harinya. Hal ini bisa menyebabkan mereka merasa kesepian, tertekan, cemas hingga depresi.

Selain itu, duck syndrome juga dapat menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri, dan mudah iri dengan orang lain sehingga menyebabkan mereka kehilangan identitas diri dan cenderung melakukan hal-hal produktif untuk dapat membangun penilaian baik dari orang lain.

Bagaimana solusinya?

Duck syndrome dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik yang mengalaminya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi duck syndrome, diantaranya:

  • Me time atau relaksasi untuk mengurangi stres.
  • Belajar mencintai diri sendiri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
  • Mengurangi tekanan dan meningkatkan produktivitas untuk tujuan hidup diri sendiri.
  • Mencari teman cerita yang dapat memberikan dukungan emosional dan memperkuat kesehatan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun