Orang yang mengalami trauma, seperti pelecehan seksual masa kanak-kanak, pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, memiliki kemungkinan lebih besar untuk bunuh diri, bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa traumatis itu terjadi. Orang yang didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma (PSTD) atau beberapa insiden trauma meningkatkan risiko lebih jauh. Karena itu, PTSD juga dapat menyebabkan depresi, yang dapat menyebabkan perasaan putus asa dan tidak berdaya, yang dapat menyebabkan bunuh diri.
3. Keputusasaan
Keputusasaan, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang telah terbukti berkontribusi pada keputusan untuk bunuh diri. Orang-orang ini mungkin menghadapi kesulitan fisik atau sosial, dan mereka mungkin tidak mampu melihat cara untuk memperbaiki situasi.
4. Isolasi sosial
Berbagai alasan dapat menyebabkan seseorang terisolasi secara sosial, seperti kehilangan teman atau pasangan, perpisahan atau perceraian, penyakit fisik atau mental, kecemasan sosial, pensiun, atau pindah ke tempat baru. Faktor internal, seperti harga diri yang rendah, juga dapat menyebabkan kesepian, dan faktor risiko bunuh diri lainnya, seperti depresi dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba, juga dapat menyebabkan seseorang terisolasi secara sosial.
Lalu Bagaimana Solusi dan Cara Pencegahannya?
Pencegahan bunuh diri memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat sipil, dan individu. Kita dapat mencegahnya dengan beberapa upaya berikut ini.
1. Pembelajaran dan Kesadaran
Mengurangi stigma masalah kesehatan mental, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang masalah kesehatan mental, dan memberikan informasi tentang tanda-tanda depresi dan kecemasan dapat membantu mengurangi hambatan untuk mendapatkan bantuan.
2. Layanan Kesehatan Mental yang Tersedia dengan Mudah
Memperluas ketersediaan layanan kesehatan mental yang murah dan ramah pengguna dapat membantu individu mendapatkan bantuan secara lebih cepat dan efisien.