Mohon tunggu...
Amanda Syafira Iskandar
Amanda Syafira Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030129

love things related to art and books.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hari Pencegahan Bunuh Diri: Apa yang Membuat Orang Ingin Mengakhiri Hidupnya?

18 April 2024   21:41 Diperbarui: 18 April 2024   22:05 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

Tahukah Anda bahwa setiap 10 September dirayakan sebagai Hari pencegahan bunuh diri sedunia?

Peringatan ini dimulai sejak 2003 setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap bahwa bunuh diri adalah isu yang sangat serius. Pada 2004, WHO secara resmi menjadikannya tanggal 10 September sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri yang diakui setiap tahun.

Tujuan adanya hari pencegahan bunuh diri sedunia ini adalah untuk mengurangi stigma bunuh diri dan meningkatkan kesadaran organisasi, pemerintah, dan masyarakat tentang cara mencegah bunuh diri. 

Menurut data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan dan Kesejahteraan (WHO), diperkirakan 703.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahun di seluruh dunia. Untuk setiap kasus bunuh diri, kemungkinan ada 20 orang lain yang mempertimbangkan untuk melakukan bunuh diri, dan lebih banyak lagi yang mengalami pemikiran serius untuk melakukan bunuh diri. Jutaan orang menderita kesedihan yang mendalam atau sebaliknya sangat terpengaruh oleh perilaku bunuh diri.

Mengapa Banyak Orang yang Ingin Mengakhiri Hidupnya?

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang berani menghabisi nyawanya sendiri atau memiliki pikiran bunuh diri, berikut di antaranya.

1. Gangguan mental

Daripada mempertimbangkan bunuh diri secara menyeluruh, kebanyakan orang melakukannya secara impulsif. Meskipun ada banyak faktor yang dapat memengaruhi keputusan bunuh diri, depresi berat adalah yang paling umum. Orang yang mengalami depresi dapat mengalami rasa sakit emosional yang parah dan kehilangan harapan. 

Akibatnya, mereka tidak dapat melihat cara lain untuk menghilangkan rasa sakit itu selain dengan mengakhiri hidup mereka sendiri. Beberapa gangguan mental yang membuat seseorang rawan melakukan bunuh diri, di antaranya bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian ambang.

2. Kejadian yang menyebabkan trauma

Orang yang mengalami trauma, seperti pelecehan seksual masa kanak-kanak, pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, memiliki kemungkinan lebih besar untuk bunuh diri, bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa traumatis itu terjadi. Orang yang didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma (PSTD) atau beberapa insiden trauma meningkatkan risiko lebih jauh. Karena itu, PTSD juga dapat menyebabkan depresi, yang dapat menyebabkan perasaan putus asa dan tidak berdaya, yang dapat menyebabkan bunuh diri.

3. Keputusasaan

Keputusasaan, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang telah terbukti berkontribusi pada keputusan untuk bunuh diri. Orang-orang ini mungkin menghadapi kesulitan fisik atau sosial, dan mereka mungkin tidak mampu melihat cara untuk memperbaiki situasi.

4. Isolasi sosial

Berbagai alasan dapat menyebabkan seseorang terisolasi secara sosial, seperti kehilangan teman atau pasangan, perpisahan atau perceraian, penyakit fisik atau mental, kecemasan sosial, pensiun, atau pindah ke tempat baru. Faktor internal, seperti harga diri yang rendah, juga dapat menyebabkan kesepian, dan faktor risiko bunuh diri lainnya, seperti depresi dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba, juga dapat menyebabkan seseorang terisolasi secara sosial.

Lalu Bagaimana Solusi dan Cara Pencegahannya?

Pencegahan bunuh diri memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat sipil, dan individu. Kita dapat mencegahnya dengan beberapa upaya berikut ini.

1. Pembelajaran dan Kesadaran

Mengurangi stigma masalah kesehatan mental, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang masalah kesehatan mental, dan memberikan informasi tentang tanda-tanda depresi dan kecemasan dapat membantu mengurangi hambatan untuk mendapatkan bantuan.

2. Layanan Kesehatan Mental yang Tersedia dengan Mudah

Memperluas ketersediaan layanan kesehatan mental yang murah dan ramah pengguna dapat membantu individu mendapatkan bantuan secara lebih cepat dan efisien.

3. Dukungan Komunitas dan Sosial

Membangun komunitas dan jaringan dukungan sosial yang kuat dapat membantu orang yang mengalami kesulitan emosional menghindari isolasi dan memberikan sumber daya yang mereka butuhkan.

4. Membantu Mengurangi Trauma dan Kekerasa

Dimungkinkan untuk mengurangi risiko bunuh diri di masa depan dengan mencegah trauma dan kekerasan masa lalu dan memberikan dukungan yang memadai bagi korban.

5. Pengawasan dan Perbaikan

Mengidentifikasi dan membantu orang yang berisiko tinggi untuk bunuh diri dengan layanan krisis dan dukungan psikologis dapat membantu mengurangi angka bunuh diri.

Hari Pencegahan Bunuh Diri bertujuan untuk tidak hanya mengingat mereka yang telah meninggal, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan upaya untuk menghindari kehilangan masa depan yang berharga. Kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan mendukung bagi semua orang dengan upaya yang terus-menerus dan kolaborasi lintas sektor. Di sana, setiap orang akan merasa didengar, dihargai, dan dicintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun