Integrasi nasional memegang peranan penting dalam menyatukan perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk mencapai kesatuan dan persatuan sebagai suatu bangsa. Dalam konteks kewarganegaraan, yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras, budaya, dan bahasa, integrasi nasional menjadi pilar penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Â
Namun, adanya keberagaman ini juga membawa tantangan dalam menjaga kohesi sosial dan nasional. Apalagi di Era Globalisasi yang mana semua informasi  didapatkan dengan mudahnya, tanpa menjamin keakuratan dari informasi tersebut. Pengaruh budaya asing dan penyebaran informasi yang tidak akurat dapat mengancam identitas nasional dalam suatu negara. Oleh karena itu, memahami bagaimana mengelola dampak globalisasi dan digitalisasi menjadi kunci dalam menjaga integrasi nasional.Â
Dalam mempertahankan integrasi nasional dapat dilakukan mulai dari lingkup pendidikan. Karena pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa untuk menciptakan generasi emas penurus bangsa. Salah satunya adalah dengan pendidikan di kalangan kampus. Â Mahasiswa, sebagai agen perubahan dan calon pemimpin masa depan, memegang peran yang krusial dalam memperkuat nilai-nilai integrasi nasional.Â
Nilai-nilai integrasi nasional perlu terus digali dan diterapkan di kalangan mahasiswa untuk memastikan keberlanjutan harmoni nasional dengan memastikan lingkungan kampus yang baik. Salah satu contoh, Unissula sebagai salah satu kampus islam swasta terbaik di Jawa Tengah memfasilitasi adanya kegiatan-kegiatan yang dapat menambah integrasi nasional.
Nilai-nilai yang mendukung integrasi nasional di lingkup kampus Universitas Islam Sultan Agung Semarang adalah sebagai berikut:
Hari Batik : Mahasiswa dari berbagai fakultas, termasuk Fakultas Farmasi sering mengadakan acara seperti hari batik untuk mempromosikan budaya lokal dan menghargai keberagaman yang ada. Serta menjunjung tinggi Nasionalisme.
Diskusi antar mahasiswa: Mahasiswa sering mengadakan diskusi yang memungkinkan mahasiswa dari berbagai daerah untuk berbagi pengalaman dan memahami perbedaan budaya. Tidak terkecuali di Fakultas Farmasi Unissula, memfasilitasi adanya perukaran pendapat dengan kegiatan small group discussion yangdapat menjadi ajang menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.
Asrama Mahasiswa : Mahasiswa tinggal di Asrama, yang memungkinkan mereka belajar berdampingan dan membangun solidaritas antar mahasiswa dari berbagai latar belakang baik dalam aspek budaya, agama, maupun bahasa.
 Rencana KKN berbasis pengabdian masyarakat sering menjadi  momen penting bagi mahasiswa untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat dari berbagai latar belakang dan mempererat hubungan antar warga
Seminar Kebangsaan: Seminar dan diskusi kebangsaan sering diadakan untuk meningkatkan kesadaran Nasional dan memperkuat rasa kebangsaan  di kalangan mahasiswa Unissula.
Rencana Kesehatan dan Pengabdian Masyarakat: Mahasiswa farmasi sering berpartisipasi dalam rencana pengabdian masyarakat, seperti memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil.
Mahasiswa perlu mengutamakan sifat persatuan di atas kepentingan individu atau kelompok. Persatuan ini dapat diwujudkan melalui rasa solidaritas antarmahasiswa dari latar belakang yang berbeda. Serta sifat cinta tanah air yang dapat mendorong mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional serta menjaga keutuhan NKRI.
Tapi dapat menjadi pertanyaan, Mengapa mahasiswa yang harus berkontribusi dalam membangun integritas nasional?
Jawabannya adalah karena mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam membangun integritas nasional diantaranya:
Agen Perubahan: Mahasiswa sering dianggap sebagai agen perubahan yang memiliki peran kritis dalam mendorong transformasi sosial. Dengan pendidikan dan wawasan yang mereka miliki, mahasiswa dapat menjadi pelopor dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya integritas nasional.
Pemimpin Masa Depan: Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan yang akan memegang berbagai posisi penting dalam pemerintahan, bisnis, dan masyarakat. Memiliki kesadaran akan integritas nasional sejak dini akan membantu mereka menjadi pemimpin yang lebih baik dan berkomitmen terhadap persatuan bangsa.
Pendidikan dan Kesadaran: Mahasiswa memiliki akses ke pendidikan tinggi yang memungkinkan mereka memahami konsep-konsep yang kompleks tentang integritas dan kebangsaan. Dengan pengetahuan ini, mereka dapat menyebarkan nilai-nilai tersebut di lingkungan mereka.
Pemikiran Kritis dan Inovasi: Mahasiswa didorong untuk berpikir kritis dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Mereka dapat mengembangkan solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi oleh negara, termasuk dalam mempromosikan integritas nasional.
Kekuatan Kolektif: Ketika mahasiswa bekerja bersama dalam organisasi dan kelompok, mereka memiliki kekuatan kolektif yang besar untuk mempengaruhi perubahan positif. Kegiatan kolaboratif seperti diskusi, seminar, dan aksi sosial dapat memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan kebersamaan.
Namun, dibalik adanya dampak positif yang dapat ditimbulkan dengan kita mempelajari integrasi nasioanal, ada pula hambatan yang muncul yaitu sikap etnosentrisme (memprioritaskan budaya atau kelompok sendiri dan merendahkan kelompok lain), radikalisme dan intoleransi yang dapat memecah belah persatuan, pengaruh globalisasi yang dapat membawa nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan budaya lokal, minimnya interaksi sosial dengan mahasiswa lain dari latar belakang berbeda dapat menghambat terciptanya rasa kebersamaan, Penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial dapat merusak harmoni, dan disparitas sosial dan ekonomi yang dapat menyebabkan kecemburuan sosial dan konflik.
Oleh karena itu, diperlukan stategi yang dapat mengatasi hambatan diatas dengan cara meningkatkan literasi sosial, membangun dialog antar budaya, memperkuat pendidikan karakter, dan menggalakan kampanye positif di platfom media sosial mengenai pesan-pesan kebangsaan.
Kesimpulan:
Menggali dan menerapkan nilai-nilai integrasi nasional di kalangan mahasiswa adalah langkah penting dalam membangun keutuhan bangsa. Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang inklusif dan berdedikasi dalam menjaga persatuan Indonesia. Dengan menggali dan menerapkan nilai-nilai seperti persatuan, toleransi, keadilan sosial, dan cinta tanah air, mahasiswa dapat berkontribusi secara nyata dalam menjaga harmoni kebangsaan. Kolaborasi antara mahasiswa, perguruan tinggi, dan masyarakat luas menjadi kunci dalam menciptakan generasi muda yang berintegritas dan siap menghadapi tantangan bangsa. Oleh karena itu, upaya sistematis dan berkelanjutan dalam menginternalisasi nilai-nilai ini harus terus dilakukan di lingkungan pendidikan tinggi salah satunya adalah Universitas Islam Sultan Agung yang mempunyai visi membangun generasi indonesia emas yang berakhlak dan berguna bagi bangsa dan tanah air.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H