lempeng bumi memiliki struktur yang padat dan keras serta terdiri dari bebatuan dan tanah. Lempeng bumi merupakan bagian lapisan terluar dari permukaan bumi yang terletak diatas lapisan mantel bumi yang strukturnya lebih cair dan kental.
Ketika lempengan bumi terpecah sehingga menjadi beberapa pecahan, pecahan-pecahan tersebut akan bergerak ke arah-arah tertentu, hal ini disebabkan adanya pergerakan molekul dari masa cair dan gas yang terjadi di dalam lapisan bumi.
Sebagai makhluk yang hidup di atas lempengan bumi, sudah seharusnya kita memahami teori-teori dari lempengan bumi. Memahami teori lempengan bumi ini perlu kita lakukan supaya kita bisa lebih waspada Ketika terjadi bencana alam
Pada teori pergerakan benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener berpendapat bahwa benua yang ada di bumi pada awalnya merupakan sebuah dataran besar yang kemudian terpisah dan bergerak saling menjauh perlahan. Pemikiran dari Alfred Wegener ini menjadi dasar bagi perkembangan teori lempengan bumi yang lebih komprehensif dikemudian hari.
Di permukaan bumi terdapat 2 lempengan, lempeng samudera dan lempeng benua. Lempengan samudra memiliki ketebalan yang relatif tipis sekitar 5-10 km yang terdiri dari batuan fasa (mafik) seperti basalt, lempengan samudera memiliki topografi relatif datar dengan sedikit variasi ketinggian  serta lempengan samudera umumnya bergerak lebih cepat sekitar 2-10 cm per tahun.
Sedangkan pada lempengan benua memiliki ketebalan yang lebih tebal sekitar 30-50 km yang terdiri dari batuan asam (felsik) seperti granit, lempeng benua memiliki topografi yang bervariasi dengan adanya pegunungan, cekungan, dan Lembah serta umumnya lempeng benua bergerak lebih lambat sekitar 0,5-2 cm per tahun.
Lempengan bumi selalu bergerak, terdapat 3 jenis pergerakan lempengan bumi. Yang pertama adalah pergerakan divergen yang berarti pemisahan, hal ini terjadi Ketika 2 lempeng bergerak saling berjauhan sehingga membentuk celah di antara kedua lempengan tersebut, hal ini menyebabkan munculnya gunung api bawah laut dan pembentukan kerak baru di dasar samudera. Contohnya pada perbatasan lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia di Laut Arktik.
Jenis pergerakan lempeng yang kedua adalah pergerakan konvergen yang berarti pertemuan, jenis pergerakan lempeng ini terjadi apabila dua lempeng bergerak saling mendekati dan bertumbukan. Hal ini menyebabkan terbentuknya zona subduksi, gunung api, dan lipatan/sesar di wilayah pertemuan. Contohnya pada pertemuan Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di Pegunungan Cascade.
Yang ketiga adalah pergerakan transform yang berarti geser, pergerakan lempeng ini terjadi Ketika dua lempengan bergerak saling bergeser secara horizontal, pada pergerakan lempeng ini tidak terjadi pembentukan atau penghancuran kerak bumi. Contohnya pada Sesar San Andreas di California yang memisahkan lempeng Amerika Utara dan Lempeng Pasifik.
Pergerakan lempengan bumi merupakan proses dinamis yang terus-menerus membentuk dan mengubah bentuk permukaan bumi secara perlahan maupun secara tiba-tiba.
Lempengan bumi adalah potongan besar kerak bumi yang bergerak di atas mantel bumi. Teori yang menjadi dasar lempengan bumi adalah pergerakan benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener.Â
Lempengan bumi terdiri dari 2 jenis yaitu lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng bumi saling bergerak dengan 3 jenis pergerakan lempeng, yaitu: pergerakan divergen (pemisahan), pergerakan konvergen (pertemuan), dan pergerakan transform (geser).Â
Pergerakan lempengan bumi dapat menyebabkan terbentuknya hal baru seperti gunung api, zona subduksi, cekungan, dan lain-lain serta pergerakan lempengan yang terjadi secara dinamis ini menjadi penyebab perubahan bentuk permukaan bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H