Mohon tunggu...
Amanda Noer Madina
Amanda Noer Madina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Saya merupakan Mahasiswa Ocean Engineering yang selalu semangat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan pekerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lempengan Bumi dan Jenis Pergerakan Lempeng Bumi

15 April 2024   00:05 Diperbarui: 15 April 2024   00:10 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.bocahgeologi.blogspot.com

lempeng bumi memiliki struktur yang padat dan keras serta terdiri dari bebatuan dan tanah. Lempeng bumi merupakan bagian lapisan terluar dari permukaan bumi yang terletak diatas lapisan mantel bumi yang strukturnya lebih cair dan kental.

Ketika lempengan bumi terpecah sehingga menjadi beberapa pecahan, pecahan-pecahan tersebut akan bergerak ke arah-arah tertentu, hal ini disebabkan adanya pergerakan molekul dari masa cair dan gas yang terjadi di dalam lapisan bumi.

Sebagai makhluk yang hidup di atas lempengan bumi, sudah seharusnya kita memahami teori-teori dari lempengan bumi. Memahami teori lempengan bumi ini perlu kita lakukan supaya kita bisa lebih waspada Ketika terjadi bencana alam

Pada teori pergerakan benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener berpendapat bahwa benua yang ada di bumi pada awalnya merupakan sebuah dataran besar yang kemudian terpisah dan bergerak saling menjauh perlahan. Pemikiran dari Alfred Wegener ini menjadi dasar bagi perkembangan teori lempengan bumi yang lebih komprehensif dikemudian hari.

Di permukaan bumi terdapat 2 lempengan, lempeng samudera dan lempeng benua. Lempengan samudra memiliki ketebalan yang relatif tipis sekitar 5-10 km yang terdiri dari batuan fasa (mafik) seperti basalt, lempengan samudera memiliki topografi relatif datar dengan sedikit variasi ketinggian  serta lempengan samudera umumnya bergerak lebih cepat sekitar 2-10 cm per tahun.

Sedangkan pada lempengan benua memiliki ketebalan yang lebih tebal sekitar 30-50 km yang terdiri dari batuan asam (felsik) seperti granit, lempeng benua memiliki topografi yang bervariasi dengan adanya pegunungan, cekungan, dan Lembah serta umumnya lempeng benua bergerak lebih lambat sekitar 0,5-2 cm per tahun.

Lempengan bumi selalu bergerak, terdapat 3 jenis pergerakan lempengan bumi. Yang pertama adalah pergerakan divergen yang berarti pemisahan, hal ini terjadi Ketika 2 lempeng bergerak saling berjauhan sehingga membentuk celah di antara kedua lempengan tersebut, hal ini menyebabkan munculnya gunung api bawah laut dan pembentukan kerak baru di dasar samudera. Contohnya pada perbatasan lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia di Laut Arktik.

Jenis pergerakan lempeng yang kedua adalah pergerakan konvergen yang berarti pertemuan, jenis pergerakan lempeng ini terjadi apabila dua lempeng bergerak saling mendekati dan bertumbukan. Hal ini menyebabkan terbentuknya zona subduksi, gunung api, dan lipatan/sesar di wilayah pertemuan. Contohnya pada pertemuan Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di Pegunungan Cascade.

Yang ketiga adalah pergerakan transform yang berarti geser, pergerakan lempeng ini terjadi Ketika dua lempengan bergerak saling bergeser secara horizontal, pada pergerakan lempeng ini tidak terjadi pembentukan atau penghancuran kerak bumi. Contohnya pada Sesar San Andreas di California yang memisahkan lempeng Amerika Utara dan Lempeng Pasifik.

Pergerakan lempengan bumi merupakan proses dinamis yang terus-menerus membentuk dan mengubah bentuk permukaan bumi secara perlahan maupun secara tiba-tiba.

Lempengan bumi adalah potongan besar kerak bumi yang bergerak di atas mantel bumi. Teori yang menjadi dasar lempengan bumi adalah pergerakan benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener. 

Lempengan bumi terdiri dari 2 jenis yaitu lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng bumi saling bergerak dengan 3 jenis pergerakan lempeng, yaitu: pergerakan divergen (pemisahan), pergerakan konvergen (pertemuan), dan pergerakan transform (geser). 

Pergerakan lempengan bumi dapat menyebabkan terbentuknya hal baru seperti gunung api, zona subduksi, cekungan, dan lain-lain serta pergerakan lempengan yang terjadi secara dinamis ini menjadi penyebab perubahan bentuk permukaan bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun