Dan yang lebih unik lagi, ternyata bahan buat sol sepatunya diambil dari bahan ban mobil bekas!
Keren kan?
Kalo dilihat sekilas ga keliatan tuh mantan ban mobil. Tapi kalo diliat tapaknya, baru yakin itu bukan dari karet yang dipotong di pabrik kebanyakan.Â
Ini kebutulan yang Mas Ebi bawa ya, Readers. Jadi solnya itu dari ban mobil yang sudah gundul, jadi harus di kasih 'bunga' atau uliran agar ga licin saat sepatu dipake. Ini membuat Mas Ebi mulai berpikir untuk menerima ban bekas tapi yang ga gundul banget.
Sebelum aku ceritakan gimana pembuatannya dan siapakah yang menopang kreativitas Mas Ebi ini, aku mo kasih liat koleksi satunya. Jujur ini yang favorit aku sih. Suka banget:
Yang pasti Mas Ebi menjalankan usahanya ini dibantu dengan para pengrajin sepatu yang berada di Ciomas, Bogor, Readers. Dibantu juga dengan warga sekitar untuk membersihkan ban bekas, baju dan kain bekas. Intinya ini jadi peluang usaha sekaligus membuka lapangan kerja.
Nah, di Langkah Membumi Festival kali ini selain memperkenalkan brand dan produknya, Napak.Bhumi juga membuka drop Box untuk pengunjung yang mau menyumbangkan baju bekas. Baik denim mau pun bukan denim, termasuk ban bekasih, Readers.
Sepatu keren kayak gini, hand made, dibandrol dengan harga yang ramah kantong pula. Ga sampe jutaan!
Kayaknya bakal jadi ekslusive, diproduksi dengan jumlah yang ga banyak. Karena bahan yang tersedia ga banya kan. Dan kemampuan produksi Napak.Bhumi saat ini 10 pasang sepatu per hari. Dan kebanyakan pre order ya.
Yang menarik, Readers.Â
Mas Ebi bersedia loh bekerjasama atau memberikan pelatihan agar semangat melestarikan bumi dengan menimalisir sampah, terutama sampah fashion bisa lebih masiv.