Judul: Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam
Penulis: Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA
Penerbit: Naila Pustaka
Tahun Terbit: 2011
Bab I
Manusia adalah makhluk mukallaf yang dibebani kewajiban dan tanggung jawab. Dengan akal pikirannya ia mampu menciptakan kreasi spektakuler berupa sains dan teknologi. Manusia juga bagian dari realitas kosmos yang menurut para ahli pikir disebut sebagai al-kain an-nafiq, "makhluk yang berbicara" dan "makhluk yang mempunyai nilai luhur".
Banyak sekali al-qur'an dan hadits yng menjelaskan tentang betapa belajar dan menuntut ilmu itu penting, baik itu ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu pengetahuan alam. Dan bagi orang Islam, pengetahuan bukan pikiran yang terpencil dan abstrak, melainkan merupakan bagian yang paling dasar dari kemaujudan dan pandangan dunianya (world-view). Dengan menganut pandangan dunianya sendiri, umat Islam memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, yaitu membangun dasar ilmunya sendiri, sistem pengetahuan pribumi yang organik, dan tanggung jawab moral terhadap umat manusia dan alalm untuk menjamin bahwa keduanya berada pada kondisi kesejahteraan material atau spritual yang terbaik.
Dilihat dari segi metode yang ditempuh menurut paradigma Barat, agama dan ilmu tidak bisa bertemu. Dari segi metodenya, ilmu diperoleh dari jalan inderawi (pengamatan) sedangkan agama diperoleh dari keimanan atau wahyu yang dibawa oleh rasul. Namun secara asasi ilmu dan agama itu tidak dapat dipisahkan. Mengapa demikian? Karena ilmy bertujuan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia dan agama pun tidak lain juga bertujuan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia di dunia dan akhirat.
Menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi umat Islam memang sudah menjadi dasar dan landasan yang dituntut oleh ajaran-ajarannya (al-qur'an dan hadits). Dan prinsip berpikir Islam, yaitu bahwa Allah adalah Zat Yang Wujud, Yang Maha Mengetahui dan segala sumber dari ilmu pengetahuan. Berbeda dengan cara berpikir ala Barat yang sekuler. Sumber pengetahuan adalah kesadaran mengenai Yang Kudus, maka tujuan ilmu pengetahuan adalah kesadaran mengenai Yang Kudus itu.
Dengan kesadaran Yang Kudus dan pengenalan kepada-Nya, maka manusia juga akan mengenal dirinya. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk mengenali diri dan kepribadiannya, mengenai fitrahnya untuk kemudian dikembangkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sosial.
Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya dalam menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang rasional. Dan tujuan dari filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran wahyu sebagai hukum Allah dan ketidak mampuan akal untuk memahami Allah sepenuhnya, juga untuk menegaskan, bhawa wahyu tidak bertentangan dengan akal.