Mohon tunggu...
Amanda S
Amanda S Mohon Tunggu... Konsultan - A full time worker. A part-time student and dreamer. A singing and dancing enthusiast. A cat and book lover:) follow me on twitter @amandaind .

A full time worker. A part-time student and dreamer. A singing and dancing enthusiast. A cat and book lover:) follow me on twitter @amandaind .

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Akrasia, Suka Menunda, dan Emosi Negatif

4 Februari 2020   11:12 Diperbarui: 4 Februari 2020   14:12 4239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Photo by NordWood Themes on Unsplash (unsplash.com/@nordwood)

Apa aja sih emosi negatif yang bisa memancing penyakit suka nunda ini? boredom, anxiety, insecurity, frustration, resentment, self-doubt, antara lain. Jadi, jangan lantas mencap diri pemalas kalo kita suka nunda, coba deh cek kesehatan emosi (emotional well being) kita. 

Lalu, hubungan menunda dengan emosi negatif gimana yah? gini, misalnya self-doubt atau sering meragukan kemampuan diri sendiri. 

Pas dikasih tugas oleh atasan untuk menelpon dan meng-approach klien nyebelin yang banyak maunya, kita langsung sakit perut dan malah sibuk berberes meja kantor berjam-jam dengan dalih nanti saat menelpon si klien, kita bisa lebih semangat berbicara karena meja kerja kita sudah rapi, padahal sih kita hanya mau menunda kegiatan yang bikin kita 'mulas' tersebut.

Bagaimana cara menjaga kesehatan emosi agar kita bisa mengurangi menunda? Studi tahun 2012 di Kanada yang dilakukan oleh Fuschia M. Sirois menunjukkan bahwa orang yang gemar menunda itu mengalami tingkat stress yang tinggi dan memiliki kadar self-compassion yang rendah. 

Konsep self-compassion atau berbelas kasih pada diri sendiri mungkin masih asing bagi banyak orang. Intinya, kita harus berhenti menyalahkan diri sendiri atas kegagalan atau ketidakpuasan kita dalam menjalani hidup.

Kita harus menghargai setiap inci proses pembelajaran yang kita lakukan. Hal ini mungkin tidak mudah jika kita hidup di lingkungan pertemanan atau keluarga yang selalu mencap negatif dan meremehkan kita. 

Jika tidak mungkin 'bangkit' sendiri, berkonsultasilah dengan pihak yang kompeten atau minta dukungan dari orang-orang yang menyayangi dan sangat memahami kita.

Jika tekanan stres psikologis yang kita rasakan sudah berkurang dan motivasi kita untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan sudah lebih tinggi, maka kita bisa menciptakan sesuatu yang mempersulit kita untuk melakukan hal-hal yang menyebabkan kita sering menunda. 

Misalnya menyembunyikan aplikasi medsos di folder HP yang lebih tersembunyi, memasang time limit pada aplikasi yang bikin kita lupa waktu itu, ataupun mempermudah melakukan hal-hal yang terasa berat dilakukan, misalnya tidur dengan sudah memakai celana training agar ketika bangun esok harinya, kita bisa langsung berolahraga. 

Yuk, mari kita coba, mumpung masih bulan kedua di tahun 2020 ini. Jika hari ini kita gagal, coba lagi esok harinya, karena every day is a new beginning :)

sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun