Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Universe Satri Dewa "GatotKaca" (Review)

16 Juni 2022   11:50 Diperbarui: 16 Juni 2022   13:46 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, Readers

Udah pada nonton Super Hero pertama dari Universe Satria Dewa, Gatot Kaca?

Aku membaca dan menonton beberapa review film ini, lumayan sedih ya. Ini film banyak banget di hujat. Benar, ada kekurangan di film ini, iya. Tapi bukan berarti membuat film ini seburuk itu loh.

Aku mo kupas nih disini.

satria dewa doc
satria dewa doc

Bahwa film ini menjadi ajang perkenalan dari sejumlah film setelah Gatot Kaca, iya banget. Bahkan di film ini kita dikasih cerita asal muasal Gatot Kaca.

Eh iya, Readers. Jangan bayangkan film ini sama persis kayak dikomik wayang atau film Baratha Yudha yang, mungkin Readers, pernah baca atau dengar, atau nonton filmnya. Meski diambil dari kisah pewayangan, Gatot Kaca dikemas secara kekinian. Sampai disini, buat aku unik ya. Ini sama sekali berbeda, meskipun tidak meninggalkan sama sekali cerita aslinya.

Ceritanya dimulai dari Yuda kecil yang tinggal berdua ibunya ditengah sebuah hutan, sementara ayahnya terpaksa pergi meninggalkannya dengan alasan untuk melindungi Yuda dan ibunya.

Setelah sebuah penyerangan yang dilakukan oleh sebuah kelompok untuk mendapatkan mustika yang disembunyikan oleh ibu Yuda, film bertransisi ke masa sekarang. Yuda besar yang diperankan oleh Rizky Nazar.

Yuda ga sertamerta menjadi Gatot Kaca loh. Disini Yuda seorang photografer sebuah media yang harus merawat ibunya yang menderita lupa ingatan. Seperti kisah awal banyak super hero, Yuda pun mengalami kesulitan kehidupan. Meski keberadaannya ga dianggap oleh lingkungannya, namun Yuda menjadi inceran kelompok yang menunggu pimpinannya berhasil melepaskan diri dari hukuman.

satria dewa doc
satria dewa doc
Readers, sampai disini aku merasa cerita film ini kayak gabungan film Spiderman dan Harry Potter ya. Yuda mendapatkan kekuatannya dan berubah menjadi Gatot Kaca melalui proses. Awalnya memecahkan petunjuk yang berada di mustika yang ditinggalkan sang ibu. kemudian, saat ketemu ayahnya, dua mustika itu disatukan. Dan genetik Gatot Kaca yang berada didalam tubuh Yuda hidup.

Daaannnn, petualangan memberantas kejahatan pun di mulai dengan tidak gampang. Menyatukan pemikiran dan kekuatan dari 4 orang yang berbeda, bahkan baru kenal memang jadi masalah ya, Readers.

Ngobrolin Gatot Kaca tidak akan bisa lepas dari Astina Pura, sebagai kerajaan tempat tinggal Gatot Kaca dan keberadaan Pandawa. Dan pastinya para Kurawa. Seting negara  yang disebut sebagai Astina Pura ini dijadikan negara baru, ini jadi kayak Gotham City di film Batman. 

Sayangnya seragam kepolisiannya masih copas dengan seragam polisi Indonesia. Akan menarik kalau totalitas juga menyentuh urusan seragam ya. Memang ga mudah lah membuat sebuah atsmosfer baru, itu harus diakui.

satria dewa doc
satria dewa doc

Susunan pemainnya keren ya, Readers.

Selain Astina Pura, Pandawa dan Kurawa menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Gatot Kaca. Tapi, Readers jangan membayangkan akan ada 5 orang laki-laki yang menjadi Pandawa dan sejumlah laki-laki yang menjadi Kurawa. 

Karena Pandawa dan Kurawa di film ini dimaksudkan sebagai gen yang berada dalam tubuh manusia. Setiap keturunan Pandawa akan ada sifat Kurawa, meski sedikit, bagitu juga sebaliknya. Artinya, tidak ada yang sempurna.

Dari sekian banyak keturunan Pandawa, adalah Yuda dipilih semesta menjadi Gatot Kaca. Ini karena mustika yang disimpan Sang Ibu, dan kemudian disatukan dengan mustika yang berada ditangan sang ayah yang berhasil menyusulnya.

Gege diperankan Ali Fikry, mencuri perhatian aku. 

Makin ganteng, tau-tau dah gede aja loh. Tapi actingnya ngalir banget. Tengilnya, gemesnya, sotoynya seorang Gege berhasil diantarkan oleh Ali Fikry, Readers. Yati Surachman berperan sebagai ibu yang mengasuh para satria dan tidak bisa berbicara, yah...ini sih peran enteng buat seorang Yati Surachman.

Aku sih melihatnya setiap tokoh masih dalam masa 'orientasi' ya.  Dan kita pun, sebagai penonton masih perkenalan. Tiap karakter memiliki faktor unik. Dan sekali lagi aku melihat sebuah adaptasi film Hollywood di film ini. 

Jadi masalah?

Ga sih. Ini kan review, wajar aja di kritik. Dan berharap di film-film berikutnya konsisten dengan apa yang diciptakan dalam universe pertama ini. Dan dikembangkan lebih baik lagi dengan melepaskan identitas lain.

satria dewa doc
satria dewa doc

Seting. Kali ini setingnya kita cerewetin ya, Readers

Setting dan efek yang digunakan cukup rapi dan keren. Layak lah buat dinikmati. Mata aku ga cuma menikmati satu gradasi warna, tapi beberapa. Sesuai kebutuhan scene, ini membuat dinamika pada film. Ga monoton yang gelap semua atau terang semua. Begitu juga pemilihan set dan lokasi. Dari hutan, perkampungan, pelataran candi, hingga kota. 

Nah gambaran kota nya sendiri sangat identik dengan kota-kota di Jawa, tapi bernuansa kekiniannya. Bagus sih jadinya, ada identitas disini. Gitu juga dengan bangunan yang digunakan untuk tiap setnya.

Irisan cerita masa lalu, saat ini dan 2 sampai 3 kejadian yang berbeda di waktu yang sama tidak menggunakan scene transisi, ini membuat penonton harus menalar sendiri. Dan banyak yang melihat nya jadi berantakan. Sebenarnya ga, justru kalo salah satu ceita ga ada akan menjadi jomplang diakhir cerita.

Nah untuk efeknya sendiri, aku terkesan dengan efek yang dipakai. Terutama cahaya yang dipakai untuk memperlihatkan otot Yudha yang berubah menjadi Gatotkaca, bagus aja kesannya. Hanya, mungkin kreo dan ekskusi gambar adegan fight nya harus lebih berani ya.

Jadi, buat yang belom nonton sebaiknya nonton dan jangan ditinggalin sampai habis, karena akan ada potongan cerita yang akan jadi tanda tanya nantinya.

Jadi ga sabar nunggu lanjutan Satria Dewa deh. Optimis dengan sikap sutradaranya yang menerima kritik buat karyanya lebih bagus lagi dan universe yang dibangun bisa panjang. Aamiin

tangkapan layar. (Wikipedia doc)
tangkapan layar. (Wikipedia doc)
tangkapan layar. (Wikipedia doc)
tangkapan layar. (Wikipedia doc)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun