Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Universe Satri Dewa "GatotKaca" (Review)

16 Juni 2022   11:50 Diperbarui: 16 Juni 2022   13:46 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makin ganteng, tau-tau dah gede aja loh. Tapi actingnya ngalir banget. Tengilnya, gemesnya, sotoynya seorang Gege berhasil diantarkan oleh Ali Fikry, Readers. Yati Surachman berperan sebagai ibu yang mengasuh para satria dan tidak bisa berbicara, yah...ini sih peran enteng buat seorang Yati Surachman.

Aku sih melihatnya setiap tokoh masih dalam masa 'orientasi' ya.  Dan kita pun, sebagai penonton masih perkenalan. Tiap karakter memiliki faktor unik. Dan sekali lagi aku melihat sebuah adaptasi film Hollywood di film ini. 

Jadi masalah?

Ga sih. Ini kan review, wajar aja di kritik. Dan berharap di film-film berikutnya konsisten dengan apa yang diciptakan dalam universe pertama ini. Dan dikembangkan lebih baik lagi dengan melepaskan identitas lain.

satria dewa doc
satria dewa doc

Seting. Kali ini setingnya kita cerewetin ya, Readers

Setting dan efek yang digunakan cukup rapi dan keren. Layak lah buat dinikmati. Mata aku ga cuma menikmati satu gradasi warna, tapi beberapa. Sesuai kebutuhan scene, ini membuat dinamika pada film. Ga monoton yang gelap semua atau terang semua. Begitu juga pemilihan set dan lokasi. Dari hutan, perkampungan, pelataran candi, hingga kota. 

Nah gambaran kota nya sendiri sangat identik dengan kota-kota di Jawa, tapi bernuansa kekiniannya. Bagus sih jadinya, ada identitas disini. Gitu juga dengan bangunan yang digunakan untuk tiap setnya.

Irisan cerita masa lalu, saat ini dan 2 sampai 3 kejadian yang berbeda di waktu yang sama tidak menggunakan scene transisi, ini membuat penonton harus menalar sendiri. Dan banyak yang melihat nya jadi berantakan. Sebenarnya ga, justru kalo salah satu ceita ga ada akan menjadi jomplang diakhir cerita.

Nah untuk efeknya sendiri, aku terkesan dengan efek yang dipakai. Terutama cahaya yang dipakai untuk memperlihatkan otot Yudha yang berubah menjadi Gatotkaca, bagus aja kesannya. Hanya, mungkin kreo dan ekskusi gambar adegan fight nya harus lebih berani ya.

Jadi, buat yang belom nonton sebaiknya nonton dan jangan ditinggalin sampai habis, karena akan ada potongan cerita yang akan jadi tanda tanya nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun