Assalamu'alaikum, Readers
Jarang-jarang nih nonton film berlatar belakang perang Timur Tengah. Â
Eh itu aku sih, ga tau kalau Readers. Ada yang sering nonton film berlatar belakang Timur Tengah ga? Khususnya didaerah konflik.
Seperti biasa, saat aku nonton ga pernah cari tau kayak apa filmnya. Biar ga terinfluence. Hal yang sama saat aku terima undangan screening film Ambush, Readers.
Ternya Ambush film perang, dalam arti kata di film ini kita diajak masuk dan melihat dari dekat bagaimana rasanya berada ditengah daerah konflik dan terjebak ditengah hujanan peluru, mortir dan ranjau.
Readers,Â
Film Ambush merupakan film adabtasi dari satu peristiwa penyergapan yang terjadi di tahun 2018 yang melibatkan tentara Emirat yang sedang berpatroli dengan pemberontak.
Cerita film ini dibuka dengan berbagai kegiatan yang dilakukan tentara di kamp mereka. Berbagai drama sehari-hari para tentara yang berada di kamp digambarkan dengan cepat dan kemudian menarik benang merah ke scene 6 orang tentara Emirat dengan 2 mobil patroli melakukan tugasnya dan bagaimana mereka didalam mobil patroli mereka. Seperti Ali yang cemas istrinya sakit dan sedang menyiapkan hadiah buat ulang tahun anaknya.
Pertemuan mereka dengan iring-iringan tentara Yaman yang salah satu mobilnya rusak, membuat salah satu mobil patroli Emirat berpisah. Satu membantu membetulkan mobil tentara Yaman, sementara yang satu ke satu lembah yang disinyalir ada kelompok pemberontak.Â
Mobil yang berisikan Sersan Ali Al-mismari, Sersan Al Hindasi, dan Bintara Tinggi Bilal Al Saadi menjadi mobil yang mendatangi satu lembah yang diisi pasukan pemberontak. Diluar dugaan, Ali mendapat perlawanan sengit. Memasuki lembah mobil disambut dengan ranjau yang ditanam di sepanjang jalan masuk ke lembah. Hingga roda mobil patroli terjebak diantara bebatuan.Â
Dibawah hujanan tembakan para pasukan pemberontak mobil akhirnya bisa keluar dari jebakan, sayangnya sekali harus terkena ranjau dan kali ini mobil, yang memang diperuntukan di medan perang ini harus terguling dan rusak parah. 3 tentara didalamnya harus bertahan berjam-jam sebelum akhirnya bantuan berhasil menjangkau tempat mereka terjebak.
Ali, Hindasi dan Bilal mengalami luka serius setelah berkali-kali mobil tempat mereka bertahan dihujani peluru. Bersyukurnya, masih bisa berkomunikasi dengan kamp, sehingga bantuan bisa dikerahkan.Â
Tidak mudah bagi pasukan bantuan mendekati tempat Ali dan teman-temannya terjebak. Ya karena banyaknya ranjau yang ditanam. Dan itu masih ditambah dengan hujanan peluru senjata otomatis laras panjang, mortir serta penembak jitu yang sembunyi di atas bebatuan paling tinggi.
Visual film ini luar biasa, buat aku. Kita jadi liat dari dekat bagaimana mereka terjebak dan dihujani peluru.Â
Aku suka dengan ditail, terutama luka yang dialami para tentara. Kemudian ada efek ledakan luar biasa dengan visual keren.Â
Dan film ini diakhiri dengan Ali yang gugur dan visual anak istrinya Ali yang menerima jenazah untuk dimakamkan.
Sepanjang film aku mikir, buat apa mereka perang? Apa yang mereka menangkan? Gengsi? Kekuasaan? Yang ada dibawah tidak dapat apa-apa kecuali sakit kena peluru, bukan? Hanya bikin seneng yang buat dan jualan senjata.
Aku jadi julid dong..... ok lah. Kita kembali ke film deh.
Ada beberapa yang tertangkap matau yang menjadi some thingk missed, tapi sudah lah. Over All film ini layak tonton, buat anak-anak di dampingi lah ya.
Skor kau 8/10 deh.
Sutradara : Pierre Morel
Perusahaan Produksi : AGC Studios, Image Nation Abu Dhabi
Distributor :
Genre : Action
Durasi : 1 jam 42 menit
Pemain : Marwan Abdullah Saleh, Khalifa Albhri, Khalifa Al-Jassem, dan Mohammed Ahmed..
                                                                                                                                             Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H