Pelonggaran PSBB yang dikatakan baru sekedar wacana, mulai terlihat menjadi realita. Beberapa keramaian pada masa PSBB bahkan terjadi di wilayah central, Â seperti penutupan MCD Sarinah, toko-toko baju di tanah abang yang mulai buka kembali, serta penumpukan di bandara yang terjadi beberapa hari lalu menunjukan kondisi 'berdamai' dengan pandemi semakin nyata .
Tak menutup mata masyarakat Indonesia dengan budaya guyubnya, kebiasaan berkumpul merupakan hal yang  menjadi rutinitas dan kebutuhan. Belum lagi Pandemi yang berbarengan dengan bulan ramadhan dan menjelang Idul Fitri, Dimana Kebiasaan silahturhami biasa dilakukan hari-hari ini. Sikap dispilin  serta kesadaran secara rasional akan bahaya pandemi memang masih perlu ditingkatkan bagi masyarakat kita.
Namun kondisi masyarakat yang demikian, seharusnya menjadi warning sejak awal bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang konsisten, serta kordinasi antar lembaga yang tidak membingungkan utk menghasilkan  kebijakan yang sinkron dengan penerapan. Bukan justru menimbulkan wacana2 yang membuat masyarakat kita semakin ikut-ikutan tidak konsisten dalam masa pandemi ini.
Pemerintah seharusnya dapat menjalankan fungsinya dalam penerapan kebijakan hasil dari sistem politik yang mengikat bagi setiap warga demi keselamatan bersama.Â
Konsistensi,sinergitas, dan kordinasi antar lembaga/Departemen , termasuk pemerintahan daerah dalam menjalankan kebijakan yang telah dihasilkan juga menunjukan bahwa sistem politik kita masih bekerja  dengan baik dalam menghasilkan kebijakan yang efektif. Saat kurva yang masih terus meningkat dan jumlah tes yang masih minim, Apakah 'the new normal' yang akan kita jalani berarti berkativitas sambil bertaruh dengan keselamatan jiwa? Semoga saja tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H