" ''.
(Di pihak lain, partai oposisi utama meminta presiden untuk mundur, menuduhnya melakukan 'pemberontakan.')
Lalu pada kalimat yang mengangkat suara rakyat melalui aksi demonstrasi dan pemogokan
" ."
(Serikat pekerja terbesar di negara itu menyerukan pemogokan umum tanpa batas waktu hingga presiden mundur.)
Analisisnya adalah Surat kabar Ar-Riyadh menonjolkan kalimat-kalimatnya pada proses formal dan hubungan antar-lembaga tanpa menunjukkan sikap terhadap Presiden Yoon. Tidak ada kritik eksplisit maupun emosi dalam penyampaian berita. Akan tetapi surat kabar Al-Quds menyampaikan kalimat-kalimatnya secara jelas menunjukkan kritik terhadap Presiden Yoon dengan menggunakan narasi emosional dan mengangkat suara rakyat, menjadikan berita lebih bernuansa sosial-politik.
Kesimpulan dari analisis berita kedua surat kabarÂ
Artikel dari Al Riyadh cocok untuk pembaca yang mencari laporan faktual dan kronologis tanpa opini tambahan. Namun, kekurangan artikel ini adalah kurangnya konteks sosial dan dampak politik yang mendalam. Di sisi lain, artikel Al Quds lebih menarik bagi pembaca yang ingin memahami konflik secara menyeluruh, meskipun penggunaan diksi emosional dapat dianggap bias. Kedua artikel ini saling melengkapi: Al Riyadh memberikan kronologi formal, sementara Al Quds menyajikan konteks sosial dan politik dengan lebih mendalam.
Referensi:
Surat Kabar Ar-Riyadh      : https://www.alriyadh.com/2107237
Surat Kabar Al-Quds        : - ()Â