Mohon tunggu...
amanda
amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

learn to be a writer

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Ekonomi Merkantilisme dalam Sejarah Perekonomian dan Perdagangan Dunia

13 Desember 2021   12:52 Diperbarui: 14 Desember 2021   13:21 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surplus Neraca Perdagangan telah dialami selama 14 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, termasuk pada Juni 2021 yang surplus US$1,32 miliar. Secara historis, surplus pada 2020 bahkan mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan mencatatkan nilai sebesar US$21,62 miliar. Lebih jauh, angka ini juga telah mendekati rata-rata performa surplus pada peak periode 2001-2011 dengan nilai sebesar US$26,16 miliar, sebelum akhirnya Indonesia lebih sering defisit sejak 2012.

Berdasarkan data BPS (15 Juli 2021), nilai ekspor tercatat US$18,55 miliar dan impor US$17,23 miliar. Nilai ekspor di Juni 2021 ini mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2011, sedangkan nilai impor merupakan tertinggi sejak Oktober 2018.

Jumlah ekspor tersebut meningkat 54,46% secara tahunan (yoy) yaitu dari US$12,01 miliar di Juni 2020 menjadi US$18,55 miliar di Juni 2021, sedangkan impor naik 60,12% dari US$10,76 miliar di Juni 2020 menjadi US$17,23 miliar di Juni 2021. Lebih lanjut, ekspor Indonesia ini memiliki performa yang lebih baik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (39,8% yoy), Taiwan (25,6% yoy), dan Vietnam (20,4% yoy).

Peningkatan ekspor juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global. Beberapa komoditas global yang mengalami peningkatan harga antara lain batu bara (Australia) meningkat sebesar 148,94% (yoy) dan CPO meningkat sebesar 54,99% (yoy). Kenaikan harga di kedua komoditas ekspor utama Indonesia ini telah berkontribusi terhadap peningkatan kinerja ekspor di Juni 2021.

Dalam sebuah teori ekonomi makro, kemajuan ekonomi pada tingkat individu maupun bangsa dapat diukur dengan tingkat produktivitasnya maka negara tersebut semakin tinggi pula kemajuan ekonominya. Berbeda lagi jika semakin rendah tingkat produktivitasnya, maka akan semakin rendah pula kemajuan ekonomi negara tersebut. (Childiah, 2018).

Meskipun mengutaman kekayaan negaranya, penganut merkantilisme tidak mampu mendorong kekayaan bagi sebagian besar penduduk. Dalam kenyataannya kaum merkantilisme ini senang akan masyarakat yang bekerja giat, yang mampu menyediakan tenaga kerja hingga dapat memperkaya pemimpin-pemimpin mereka.

Daftar pustaka

Lestari, Mega. 2017. “Konsep Ekonomi Merkantilisme,” no. 90100118011: 2–4.

Widyansari, Fatmawati. 2014. “Merkantilisme Dalam Perekonomian.” Modal Sosial Dalam Pendidikan Berkualitas Di Sekolah Dasar Muhammadiyyah Muitihan, no. September: 2017–19.

Jayn, Wahid Noor. 2019. “Fair Trade : Menuju Sebuah Sistem Perdagangan (Baru) Bagi Negara-Negara Di Dunia.” Jurnal Dinamika Global 4 (01): 210–27. https://doi.org/10.36859/jdg.v4i01.106.

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3151/surplus-neraca-perdagangan-tunjukkan-keberlanjutan-pemulihan-sektor-ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun