*Kolaborasi dan Inovasi Pembelajaran Melalui Media Sosial dalam Kurikulum Merdeka*
Kurikulum Merdeka, diterapkan di Indonesia, menekankan pada fleksibilitas, pengembangan kompetensi, serta pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam konteks ini, media sosial dapat berperan penting dalam mendukung kolaborasi dan inovasi pembelajaran. Berikut beberapa cara untuk mewujudkan kolaborasi dan inovasi melalui media sosial dalam implementasi Kurikulum Merdeka:
1. *Kolaborasi Antar Siswa dan Guru*
  - _Platform Diskusi dan Forum_: Media sosial seperti WhatsApp, Facebook, atau platform khusus seperti Google Classroom dapat menjadi tempat diskusi bagi siswa dan guru. Di sini, siswa dapat berdiskusi tentang materi pelajaran, berbagi informasi, dan mendapatkan umpan balik langsung dari guru.
  - _Kelompok Belajar_: Media sosial memungkinkan siswa membentuk kelompok belajar online untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, proyek, atau diskusi. Misalnya, menggunakan Telegram atau grup Facebook untuk membahas tugas kelompok, berbagi sumber belajar, dan menyelesaikan masalah bersama.
2. *Inovasi dalam Metode Pembelajaran*
  - _Pembelajaran Berbasis Video_: Platform seperti YouTube, Instagram, atau TikTok dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk video kreatif. Guru atau siswa dapat membuat video pendek untuk menjelaskan konsep tertentu, yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan teks atau ceramah.
  - _Pembelajaran Interaktif dan Gamifikasi_: Media sosial dapat mendukung pembelajaran berbasis gamifikasi dengan menyediakan tantangan atau kuis yang dapat diselesaikan siswa di platform seperti Instagram atau Twitter. Ini membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif.
3. *Pengembangan Kreativitas Siswa*
  - _Proyek Kolaboratif_: Melalui media sosial, siswa dapat terlibat dalam proyek kolaboratif dengan siswa dari sekolah atau bahkan negara lain. Misalnya, menggunakan Zoom atau Skype untuk presentasi bersama atau TikTok untuk membuat video kreatif yang berkaitan dengan topik pembelajaran.
  - _Pembuatan Konten_: Siswa diberikan kebebasan untuk membuat konten berbasis pembelajaran seperti artikel blog, video edukasi, atau podcast yang dibagikan melalui media sosial. Ini melatih kreativitas serta kemampuan berbicara di depan umum dan menulis.
4. *Peningkatan Keterampilan Literasi Digital*
  - _Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sumber Belajar_: Media sosial memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar dari seluruh dunia, termasuk tutorial, webinar, dan artikel yang relevan dengan topik pembelajaran. Ini mengajarkan mereka untuk memilah informasi dan meningkatkan keterampilan literasi digital.
  - _Literasi Media dan Etika Digital_: Selain keterampilan akademik, media sosial memberikan peluang untuk mengajarkan siswa tentang literasi media, etika digital, dan cara menjaga privasi serta bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.
5. *Penilaian dan Umpan Balik*
  - _Penilaian Portofolio_: Media sosial memungkinkan siswa membangun portofolio pembelajaran mereka secara online. Dengan menggunakan platform seperti Google Drive, YouTube, atau Instagram, siswa dapat mempublikasikan karya mereka, seperti esai, video, atau foto hasil proyek yang dapat dinilai oleh guru dan teman sekelas.
  - _Umpan Balik Instan_: Media sosial memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan umpan balik secara langsung dan lebih sering, baik dalam bentuk komentar, pesan pribadi, maupun melalui fitur lainnya yang memungkinkan interaksi dua arah.
6. *Peningkatan Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas*
  - _Komunikasi Orang Tua dan Guru_: Media sosial seperti WhatsApp dapat digunakan untuk menjaga komunikasi yang lebih erat antara guru dan orang tua, memungkinkan orang tua tetap terlibat dalam proses pembelajaran anak-anak mereka.
- _Berbagi Pengalaman dan Ide_: Platform seperti Facebook atau blog dapat menjadi tempat bagi komunitas sekolah untuk berbagi pengalaman, ide, dan inisiatif baru terkait pembelajaran, meningkatkan partisipasi seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan.
*Kesimpulan*
Mengintegrasikan media sosial dalam Kurikulum Merdeka memberikan peluang untuk meningkatkan kolaborasi antara siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan memanfaatkan media sosial secara kreatif, siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis dan interaktif, tetapi juga mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi digital, kerja sama, dan kreativitas. Namun, penggunaan media sosial harus didampingi pengajaran tentang etika digital dan literasi informasi untuk memastikan manfaatnya lebih maksimal dan mengurangi dampak negatif.Â
Jika ada bagian lain yang perlu diperjelas atau butuh bantuan lebih lanjut, saya siap membantu!
Universitas pelita bangsa
1. Iin fadilah Nim 132410179
2. Sintia Febriyanti Nim 132410208
3. Fajril riyadi abdillah Nim 132410196
4. Niscaya Amanda agustin Nim 132410226
5. Mayang maryaniÂ
Nim 132410256
6. Sophie hartantri lestari Nim 132410227
7. Yohanes febri budiarto Nim 132410176
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H