Mohon tunggu...
Amanatal Hayyi
Amanatal Hayyi Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

setengah sadar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Dialogis dalam Kelas Virtual pada Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

15 Januari 2021   22:52 Diperbarui: 15 Januari 2021   23:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 telah menyerang dunia selama hampir setahun lamanya. Terhitung sejak awal Maret 2020 dimana masuknya virus corona kasus pertama di Indonesia. Dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19 kebijakan social distancing seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar pun mulai diterapkan di Indonesia dengan membatasi aktivitas diluar rumah. Tentunya kebijakan ini pun berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya terhadap proses pembelajaran di sekolah.

Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka pun terpaksa dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh. Sekolah hingga perguruan tinggi pun menerapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh. Dalam penerapannya baik guru, dosen maupun tenaga pengajar mengupayakan metode pembelajaran yang efektif  Berbagai aplikasi yang tersedia dalam smarthphone maupun laptop seperti zoom meeting, google meet, google classroom, whatsapp hingga youtube pun menjadi penunjang proses pembelajaran secara virtual.

Tidak seperti pembelajaran tatap muka biasanya, Pembelajaran Jarak Jauh mengakibatkan terbatasnya ruang belajar antara pendidik dan peserta didik. Terbatasnya ruang komunikasi dan dialog baik antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik itu sendiri.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya seperti kendala dalam sinyal yang tidak cukup bagus, kuota internet yang tidak mencukupi hingga gadget sebagai media pembelajaran yang tidak memadai. Seringkali didapati juga peserta didik  yang tidak  memahami materi yang disampaikan atau dinilai pasif selama proses pembelajaran.

Pembelajaran dialogis pun menjadi salah satu alternatif tantangan yang perlu dihadapi oleh pendidik dalam menghadapi pergeseran pola pendidikan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Pemikiran Paulo Freire

Paulo Freire sebagai pengagas proses pembelajaran dialogis membahas dalam salah satu bukunya yang berjudul pedagogic of the opressed (1968). Pemikiran ini awalnya berangkat dari konsep pendidikan gaya bank. Konsep pendidikan ini merupakan bentuk gaya pengajaran lama yang menempatkan guru sebagai pusat belajar atau teacher oriented seperti metode ceramah.

Freire menjelaskan bahwa sistem pendidikan selama ini diibaratkan sebagai sebuah bank dimana peserta didik merupakan objek investasi yang diisi sebagai sarana tabungan atau penanaman modal ilmu pengetahuan.

Dalam konsep pendidikan gaya bank, peserta didik memiliki ruang gerak sebatas pada menerima, mencatat dan menyimpan di mana guru sebagai pemberi informasi yang mesti diterima, diingat dan dihapalkan oleh peserta didik.

Menurut Freire pendidikan gaya bank setidaknya memiliki 10 ciri ciri diantaranya:

  • Guru mengajar, murid diajar.
  • Guru mengetahui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa.
  • Guru berpikir, murid dipikirkan.
  • Guru bicara, murid mendengarkan.
  • Guru mengatur, murid diatur.
  • Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti.
  • Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan tindakan gurunya.
  • Guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri.
  • Guru mencampurkan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid-murid.
  • Guru adalah subyek proses belajar, murid obyeknya.

Freire pun menawarkan konsep pendidikan hadap masalah yang merupakan solusi dari gaya pendidikan lama atau pendidikan gaya bank. Konsep pendidikan hadap masalah mengedepankan proses dialogis dalam proses pembelajaran dimana peserta didik dan pendidik saling belajar sehingga proses pembelajaran tidak terjadi secara searah. Freire meyakini bahwa konsep pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik serta menghilangkan sikap pasif pada peserta didik.

Freire menyebutnya sebagai pendidikan hadap masalah karena belajar dihadapkan dengan realitas kehidupan untuk membuat perubahan menjadi lebih baik. Proses pembelajaran hadap masalah digambarkan dengan adanya proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik dengan menciptakan suasana dialogis.

Pendidik tidak lagi menjadi satu satunya pemberi informasi dan materi, namun dengan adanya proses dialogis dalam pembelajaran pendidik melakukan pembelajaran melalui dialog. Peserta didik berfikir dan menyatakan isi pikiran nya sehingga antara pendidik dan peserta didik dapat saling belajar dan saling memanusiakan satu sama lain.

Seperti kita ketahui di masa pandemi Covid-19 ini proses pembelajaran dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh dengan berbasis media internet. Dimana antara pendidik dan peserta didik tidak bertatap muka secara langsung. Hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik karena terbatas oleh media pembelajaran.

Banyaknya kendala yang terjadi dalam masyarakat sehingga seringkali mempengaruhi pasif nya peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sekolah pun mengeluhkan banyak nya tugas yang diberikan sedangkan mereka sendiri tidak memahami secara betul materi yang diajarkan.

Terlebih lagi tak sedikit pendidik yang akhirnya menerapkan proses pembelajaran satu arah dimana pendidik memberi materi dan peserta didik sebagai penerima materi. Akhirnya kembali pada gaya pendidikan lama, pola pendidik dan peserta didik sebagai pemberi informasi dan materi yang mesti diterima, diingat dan dihapalkan oleh peserta didik akibat dari terbatasnya interaksi antara keduanya.

Para pendidik sendiri mengalami kesulitan dalam membangun situasi pembelajaran yang pas dalam ruang kelas yang terbatas oleh dunia digital. Hal ini juga dapat terjadi karena kejenuhan peserta didik dalam situasi Pembelajaran Jarak Jauh setelah hampir 9 bulan lamanya yang dinilai membosankan tidak seperti pembelajaran tatap muka.

Berdasarkan ilustrasi permasalahan yang dihadapi saat ini, hal ini pun menjadi tantangan bagi pendidik dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta menciptakan suasana dialogis dalam proses pembelajaran pada kelas virtual. Mengacu pada konsep proses dialogis, Freire menggambarkan refleksi dan aksi merupakan suatu kesatuan.

Freire menekankan bahwa perubaahan akan terjadi karena adanya aksi dan refleksi. Hal ini dapat dilakukan pendidik dengan membangun hubungan dan komunikasi dengan peserta didik. Mengajak peserta didik membuka proses dialog dengan melihat realitas permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat khususnya pada masa pandemi Covid-19.

Kesimpulannya, proses dialogis menjadi tantangan baik bagi pendidik maupun peserta didik dalam menjalani pembelajaran dalam ruang kelas virtual pada Pembelajaran Jarak Jauh ini. Hal ini menjadi tantangan bagi pendidik dalam membangun suasana dialogis dalam pembelajaran serta tantangan juga bagi peserta didik dalam belajar, berpikir kritis dan mandiri, menengok realitas permasalahan sosial yang terjadi.

Kedua belah pihak semestinya dapat saling tanggap ditengah terbatasnya ruang pembelajaran. Dengan begitu akan terbangun suasana dialogis yang saling timbal balik antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Samsul. (2019). Pendidik yang Membelajarkan (Gaya Bank vs Hadap Masalah). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari.

Freire, Paulo. (2005). Pedagogy of The Opressed. New York: The Continuum International Publishing Group Inc.

Meilya, Ika Rizqi. (2013). Pengelolaan Pembelajaran Dialogis Paulo Freire pada Program Paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Desa

     Kalibening Salatiga Jawa Tengah. Universitas Negeri Semarang.

Samsudin, Umar. (2020). Pendidikan Kritis di Era Pandemi Covid19 dan Media Sosial. STAI Binamadani: Tangerang.

Surachman, E. dan Devi Septiandini. (2017). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Laboratorium Soiologi Universitas Negeri Jakarta.

Wattimena, Reza Antonius Alexander. (2018). Pedagogi Kritis: Pemikiran Henry Giroux Tentang Pendidikan dan Relevansinya untuk Indonesia.

     Philosophische Fakultt SJ Mnchen: Jerman.

Collins, Denis Penerjemah : Henry Heyneardhi, Anastasia P. (2011). Paulo Freire: Kehidupan, Karya dan Pemikiran. Yogyakarta: Komunitas Apiru dan

     Pustaka Pelajar

Amanatal Hayyi

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun