Oleh: Diva Naely Zakiyah Aini dan Amaliya Zulfa Aubry
Secara harfiah, self healing dapat didefinisikan sebagai kegiatan atau perilaku yang bertujuan untuk menyembuhkan diri. Sedangkan jika kita lihat dari bidang keilmuan, self healing didefinisikan sebagai proses penyembuhan yang didorong atau dimotivasi oleh diri sendiri dan biasanya diakibatkan oleh gangguan psikologis atau trauma. Tujuan dari self healing adalah untuk lebih mengenal diri sendiri sehingga kita bisa lebih mencintai diri kita (self love). Sehingga kegiatan self healing ini dapat membawa individu menjadi pribadi yang lebih kuat ketika menghadapi masalah.
Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia. Setiap kehidupan seseorang selalu dihinggapi berbagai permasalahan. Akan tetapi setiap masalah yang dihadapi oleh seseorang pasti akan menemui titik solusi. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6
فَاِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا
اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا ؕ
Dalam ayat ini menegaskan bahwa “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”
Dengan demikian setiap permasalah manusia selalui menemui titik terang. Permasalah-permasalahan yang dihadapi seseorang dapat menyebabkan strees hingga despresi yang luar biasa bagi yang mengalaminya. Selain itu kelelahan emosional, cemas terhadap sesuatu hal, kegagalan, marah, kesal kepada dirinya maupun orang lain, dan sebagainya adalah betuk kekecewaan dan ketidaknyamanan dari diri seseorang. Akan tetapi, setiap bentuk permasalahan tersebut dapat di atasi dengan pemikiran yang jernih. Salah satu cara dalam mengatasi masalah tesebut ialah dengan self healing.
Dalam Islam ada beberapa cara self-healing untuk mencapai keseimbangan jiwa, di antaranya sebagai berikut :
1. Shalat
Hidup di era modern membawa banyak kemudahan, di lain sisi menghadirkan pula tekanan yang luar biasa dengan berbagai tuntutan yang hadir. Tekanan yang semakin memberatkan tersebut tak jarang membuat seseorang merasa depresi. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Islam adalah shalat sebagai terapi kesehatan mental.
Melalui sholat, seorang muslim menemukan pelabuhan untuk meredakan kegelisahan, memulihkan semangat, dan memperbarui energi spiritual di tengah hiruk pikuk dunia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” (QS. An-Nisa [4]: 103).
2. Dzikir
Dalam konteks self-healing, zikir dapat dijadikan terapi untuk menjaga mental di mana zikir disertai dengan pengakuan atas kebesaran Allah yang Maha Pencipta dan pengakuan atas dirinya yang lemah, sebenarnya telah terjadi proses self compassion (sikap baik terhadap diri sendiri) dan positive self-talk (pembicaraan positif terhadap diri sendiri). Allah berfirman :
لَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Q.S al-Ra’d [13]: 28).
3. Berdoa
Merenungkan makna Kitab Suci dapat menjadi jalan menuju ketenangan batin dan perbaikan spiritual. Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra [17]: 82)
Puasa dan menahan diri
Puasa baik yang hukumnya wajib semisal puasa Ramadhan atau yang sunah seperti puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan spiritual. Karena pada dasarnya seseorang yang berpuasa akan menahan diri dari nafsu sehingga dapat melatih kesabaran dan memupuk jiwa dengan keimanan kepada Allah SWT. Sebab berbicara tentang puasa, tentu tidak sekedar menahan dahaga serta lapar saja dari waktu yang ditentukan sehingga dapat makan dan meminum kembali. Namun, makna puasa lebih dari itu dimana tubuh dan jiwa sekaligus menuai kesehatan dan kejernihan. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
4. Puasa dan menahan diri
Puasa baik yang hukumnya wajib semisal puasa Ramadhan atau yang sunah seperti puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan spiritual. Karena pada dasarnya seseorang yang berpuasa akan menahan diri dari nafsu sehingga dapat melatih kesabaran dan memupuk jiwa dengan keimanan kepada Allah SWT. Sebab berbicara tentang puasa, tentu tidak sekedar menahan dahaga serta lapar saja dari waktu yang ditentukan sehingga dapat makan dan meminum kembali. Namun, makna puasa lebih dari itu dimana tubuh dan jiwa sekaligus menuai kesehatan dan kejernihan. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
5. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an dengan merenungkan ayat-ayat serta maknanya dapat merewikan hati dan jiwa serta menjadi amalan spiritualitas guna penyembuhan diri. Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra [17]: 82).
6. Sedekah
Berbagi kebahagiaan bersama di dunia dengan sesama melalui sedekah mampu membersihkan jiwanya sendiri. Selain itu, sedekah juga merupakan jalan untuk menghapuskan dosa serta mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi).
7. Silaturahmi
Menjaga hubungan akrab dengan keluarga dan sesama muslim adalah sumber dukungan emosi dan spiritual untuk dirinya. Selain itu, silaturahmi juga meningkatkan usia serta melapangkan rezeki. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Tafakur
Melakukan tafakur atau merenungi ciptaan Allah serta introspeksi diri dapat membantu seseorang memahami tujuan hidup dan memperbaiki diri. Hal ini dapat membawa ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Allah SWT berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal” (QS. Ali 'Imran [3]: 190).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI