Mohon tunggu...
Amalia Syahputri Pakpahan
Amalia Syahputri Pakpahan Mohon Tunggu... -

I suppose to tell you my profile privately.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Analisis Cerita Timun Mas dan Momotarou

26 November 2014   00:20 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 10690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14169092181939928861

Tahukah kalian cerita Timun Mas dari Jawa Tengah? Lalu apakah kalian tahu tentang cerita Momotarou yang terkenal dari Jepang? Tanpa disangka, kedua cerita ulang tersebut memiliki beberapa kesamaan.

Nah, dalam postingan kali ini, kita akan menganalisis kedua cerita Timun Mas dan Momotarou. Sebelum memulai untuk membahasnya, mari kita simak kedua cerita ulang tersebut.

Timun Mas

Cerita Rakyat Indonesia

Dikisahkan seorang nenek pencari kayu bakar di hutan menemukan buah timun yg lalu dibawanya pulang. Sesampainya di rumah ketika timun itu dibelah, muncul bayi perempuan cantik dari dalam timun itu. Lalu bayi itu dirawat dan diberi nama Timun Mas.

Suatu hari Buto Ijo sang raksasa jahat melewati rumah sang nenek dan melihat Timun Mas sedang bermain. Melihat Timun Mas yang begitu muda dan cantik membuatnya ingin memakannya. Buto Ijo pun berusaha menangkap Timun Mas. Sang nenek dengan keras berusaha mempertahankan Timun Mas, lalu berdalih  bahwa anak itu masih kecil dan tidak akan kenyang kalau dijadikan santapan. Sang nenek mengatakan kepada sang raksasa untuk kembali lagi ketika Timun Mas beranjak dewasa. Buto Ijo yang bodoh itu pun bisa dibohongi.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis cantik dan menarik. Makin hari kecantikannya bertambah membuat sang nenek senang sekali dan makin menyayanginya. Akan tetapi pada hari yang tidak diduga, datanglah Buto Ijo menagih janji. Paniklah sang nenek. Ia mencoba untuk bernegosiasi, tetapi tetap tidak berhasil karena Buto Ijo bersikeras. Sang nenek pun akhirnya pasrah, akan tetapi ia meminta sedikit waktu untuk merias Timun Mas agar tampak lebih cantik dan segar. Di dalam rumah, Timun Mas didandani seperti orang yang mau bepergian. Lalu ia dibekali biji timun, jarum, garam, dan terasi yang dibungkus dalam kain.

Setelah segala sesuatunya siap, nenek memberitahu Timun Mas, jikalau nanti dalam pelarian hampir terkejar oleh Buto Ijo, maka lemparkan biji timun. Kalau nanti masih terkejar, lemparkan jarum. Kalau Buto Ijo masih tetap mengejar, lemparkan garam. Dan kalau masih juga dikejar, lemparkan terasi. Sudah, hanya itu bekal yg bisa diberikan nenek. Nenek pun mendoakannya agar selamat. Akhirnya mereka bersalaman dan berpisah, lalu Timun Mas lari lewat pintu belakang.

Buto Ijo yang sedari tadi menunggu di depan rumah sudah tidak sabar lagi. Lalu menerobos memasuki rumah. Digeledah olehnya setiap sudut rumah dan tidak menemukan Timun Mas. Sang raksasa pun marah dan mengamuk. Ia lalu keluar dan mengejar Timun Mas.

Seharian Timun Mas berlari, tetapi Buto Ijo dapat menyusul. Ketika sudah semakin dekat, Timun Mas melemparkan biji timun. Seketika tumbuh pohon-pohon timun yang menjalar-jalar  menghalangi laju Buto Ijo, Timun Mas terus berlari. Setelah berjam-jam berkutat dengan pohon timun, akhirnya Buto Ijo bisa terlepas, lalu meneruskan pengejaran. Ketika Buto Ijo sudah tampak dari belakang Timun Mas, dilemparkanlah jarum oleh Timun Mas. Seketika itu pula tumbuh rumpun bambu yang menjalar-jalar melilit tubuh Buto Ijo. Cukup lama Buto Ijo terlilit rumpun bambu hingga akhirnya terlepas, dan pengejaran yang menegangkan itu pun terus berlanjut.

Setelah Buto Ijo nyaris bisa mengejar Timun Mas, dengan sigap Timun Mas melempar garam yang  seketika itu pula menjadi laut. Buto Ijo terapung-apung di Laut. Lama juga Buto Ijo berenang dan akhirnya berhasil menyebrang. Pengejaran pun berlanjut. Setelah Buto Ijo hampir dapat menangkap Timun Mas. Tersisa hanya terasi, Timun Mas pun melemparkannya dan jadilah kubangan lumpur. Kali ini Buto Ijo tidak bisa lolos dari jebakan lumpur yang setinggi leher miliknya. Kejar-mengejar yang menegangkan itupun berakhir dengan kemenangan di pihak Timun Mas. Timun Mas pun akhirnya selamat.

Momotarou

Cerita Rakyat Jepang

Dahulu kala, hiduplah sepasang kakek dan nenek yang tidak memiliki anak. K etika sang nenek sedang mencuci di sungai, sebutir buah persik yang besar sekali datang dihanyutkan air dari hulu sungai. Buah persik itu dibawanya pulang ke rumah untuk dimakan bersama kakek. Ketika dipotong, dari dalam buah keluar seorang anak laki-laki. Anak itu kemudian diberi nama Momotarou yang artinya bocah persik. Momotarou lalu dibesarkan oleh kakek dan nenek seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang. Momotarou pun tumbuh menjadi anak yang kuat, pintar dan berbakat. Momotarou pun menjadi terkenal karena kehebatannya. Suatu hari, Momotarou mengutarakan niatnya untuk membasmi raksasa yang sering merampas barang manusia. Memang pada waktu itu, para raksasa sering muncul di pedesaan manusia dan seringkali menyusahkan warga desa. Momotarou berangkat membasmi raksasa dengan membawa bekal kue kibidango pemberian nenek. Kibidango adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil dan ditusuk menjadi beberapa  tusukan.

Di tengah perjalanan menuju pulau raksasa, Momotarou secara berturut-turut bertemu dengan anjing, monyet, dan burung pegar. Setelah menerima kue dari Momotarou, anjing, monyet, dan burung pegar mengabdi kepada Momotarou dan mau menjadi pengikutnya.

Sesampainya di pulau raksasa, Momotarou mengetahui bahwa para raksasa sedang berpesta pora minuman keras lewat pengintaian burung pegar. Melihat kesempatan itu, Momotarou mendobrak masuk dan langsung menyerang para raksasa yang sedang mabuk. Dibantu anjing, monyet, dan burung pegar. Mereka berhasil mengalahkan raksasa-raksasa jahat itu. Lalu tiba-tiba datanglah pemimpin raksasa, marah melihat apa yang dilakukan Momotarou dan pengikutnya, ia langsung menyerang Momotarou. Diayunkanlah tongkat besi ke arah Momotarou. Tetapi Momotarou sangatlah kuat. Tongkat besi bahkan tidak mempan. Momotarou pun akhirnya balas melawan dan berhasil menjatuhkan pemimpin raksasa. Setelah dikalahkan, raksasa-raksasa itu meminta ampun kepada Momotarou dan meminta maaf dan berjanji tidak akan menganggu dan merampas barang milik manusia lagi. Momotarou pun melepaskan mereka. Para raksasa lalu memberikan semua hasil rampasan dari manusia kepada Momotarou. Momotarou, anjing, monyet, dan burung pegar, pulang ke desa membawa banyak harta. Setelah kejadian itu, Momotarou bersama nenek dan kakek hidup bahagia.

Nah, bagaimana? Sungguh menarik bukan? Setelah mengetahui alur kedua cerita Timun Mas dan Momotarou, mari kita menganalisis kedua cerita tersebut.

Menganalisis Cerita Timun Mas dan Momotarou

Pada umumnya cerita rakyat sebagai kesusastraan klasik di Negara manapun mengungkapkan citra suatu masyarakat pada zamannya yang mencerminkan alam pikiran, pandangan, dan penghayatan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan hidupnya. Yang menarik dari cerita rakyat tersebut ialah bahwa hampir dari semua daerah ada saja cerita berbentuk mitos, legenda, dongeng, dan cerita berunsur historis, serta fabel. Isinya pun banyak yang menyerupai seolah-olah berasal dari satu sumber. Sebagai sastra lisan, sebagian besar prosa rakyat, termasuk cerita rakyat tidak mempunyai aturan penceritaan yang baku. Dengan demikian, setiap penutur dapat dengan leluasa memberikan judul maupun tambahan lain yang dianggap perlu pada cerita yang akan dibawakan. Sehingga sebuah cerita yang sama bisa mempunyai nama yang berbeda di setiap daerah.

Kali ini kita akan menganalisis relasi antara cerita rakyat Indonesia yaitu Timun Mas dan cerita rakyat dari Jepang yaitu Momotarou.

Menurut Danandjaja, adanya persamaan-persamaan dalam cerita pada dasarnya dapat diterangkan dengan dua kemungkinan, yaitu monogenesis, suatu penemuan yang diikuti proses difusi atau penyebaran, dan sebagai akibat dari poligenesis, yang disebabkan oleh penemuan-penemuan yang sendiri atau sejajar dari motif cerita yang sama, ditempat yang berlainan serta dalam masa yang berlainan maupun bersamaan (Danandjaja 1986 : 56).

Lalu, apa persamaan dan perbedaan cerita rakyat tersebut?

Persamaan

Perbedaan

1.Berdasarkan konsep tema, cerita Timun Mas dan Momotarou bertemakan ancaman dari raksasa.

1.Berdasarkan konsep tema, cerita Timun Mas tersirat bahwa manusia harus berjuang keluar dari ancaman dan kekuatan terbesar apapun. Sedangkan dalam cerita Momotarou, tersirat bahwa manusia tidak harus lari dari ancaman tapi harus dapat menyelesaikan langsung pada titik permasalahannya.

2.Berdasarkan konsep alur, cerita Timun Mas dan Momotarou hampir sama, yaitu sepasang kakek nenek yang mendapatkan anak dari dalam buah.

2.Berdasarkan konsep alur, Timun Mas lahir dari mentimun keemasan dan ditemukan ketika sang nenek sedang mencari kayu bakar. Sedangkan Momotarou lahir dari buah persik yang terhanyut di sungai dan ditemukan ketika sang nenek sedang mencuci di sungai tersebut.

3.Berdasarkan konsep tokoh, kedua tokoh utama dalam kedua cerita tersebut adalah anak-anak yang pemberani. Dan pemberian nama tokoh utama didasarkan atas nama buah yang melahirkan mereka, mentimun keemasan dan buah persik yang besar.

3.Berdasarkan konsep tokoh, tokoh dalam cerita Timun Mas adalah seorang anak perempuan yang tumbuh menjadi gadis cantik. Sedangkan tokoh dalam cerita Momotarou adalah anak laki-laki yang tumbuh menjadi kuat dan pemberani.

4.Berdasarkan konflik, antara kedua cerita tersebut hampir sama, yaitu konflik dengan raksasa.

4.Bedanya konflik Timun Mas adalah usaha raksasa untuk mendapatkannya dan dijadikan mangsa. Sedangkan Momotarou kebalikannya, ia berusaha mendatangi kediaman raksasa dan membasmi mereka.

5.Konsep moral yang disampaikan masing-masing cerita berdasarkan pada kebudayaan dan tradisi bangsa masing-masing.

5.Cerita Timun Mas di Indonesia, menyampaikan pesan moral bahwa sebagai manusia harus berjuang keluar dari masalah kehidupan, tidak hanya pasrah terhadap keadaan. Sedangkan cerita Momotarou di Jepang ingin menyampaikan pesan moral Bushido, dimana manusia harus menyelesaikan masalah dengan cara berani menghadapi masalah tersebut bukan hanya untuk diri sendiri tapi demi yang lain juga.

Nah, jadi cerita-cerita yang beredar dalam masyarakat pada dasarnya dapat memiliki alur dan cerita yang hampir sama. Hal tersebut terjadi karena sistem pengedarannya yang secara lisan membuat setiap pencerita dapat merubah dan melakukan improvisasi yang menurutnya baik dan bertujuan agar dapat lebih menarik dan diterima oleh pendengar.



Sumber :

http://www.sastrauntag.com/dengan perubahan seperlunya

https://adimust.wordpress.com/omong-kosong/momotaro-dan-dongeng-timun-mas/ dengan perubahan seperlunya

Danandjadja, James. 1997. Folklore Jepang: Dilihat Dari Kacamata Indonesia.

Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun