Mohon tunggu...
Amalia Rizki
Amalia Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Nasional

Seorang remaja yang suka membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perbanyakan Tanaman Tebu dengan Pembiakan Vegetatif Konvensional dan Non-Konvensional, Mana yang Lebih Efisien?

30 Juli 2024   08:20 Diperbarui: 30 Juli 2024   08:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di negara berkembang yang beriklim tropis, salah satunya Indonesia, tanaman tebu menjadi tanaman penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pemerintah Indonesia menjadikan tanaman tebu sebagai salah satu dari 7 komoditas Strategi Nasional selain beras, jagung, kedelai, daging sapi, bawang merah, cabai merah, dan gula pasir.

Dalam upaya merealisasikan komoditas Strategi Nasional, pemerintah ikut serta dalam memprogramkan tanaman tebu sebagai komoditi unggulan, di mana tentu saja membutuhkan bibit tebu dalam jumlah besar dan pertumbuhan yang seragam dalam waktu singkat karena umur tanaman tebu dimulai dari penanaman sampai masa panen membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk dipanen. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bibit tebu dengan jumlah besar dalam waktu singkat adalah melakukan metode perbanyakan bibit tebu, seperti pembiakan secara vegetatif konvensional dan vegetatif non-konvensional atau kultur jaringan.

Pembiakan Vegetatif Konvensional

Secara konvensional biasanya tebu diperbanyak dengan cara stek. Perbanyakan tebu dengan stek membutuhkan bahan tanam berupa stek batang dengan 2-3 mata tunas atau biasa disebut bibit bagal. Dalam satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 6-8 ton bibit tebu. Tetapi, pembiakan tebu secara vegetatif konvensional membutuhkan waktu yang lama karena proses ini membutuhkan tanaman induk yang lebih banyak untuk persilangan dan ketergantungan pada musim tanam. Selain itu, perbanyakan dengan stek batang sulit untuk membentuk akar.

Pembiakan Vegetatif Non-Konvensional

Pembiakan vegetatif non-konvensional pada tebu atau metode kultur in vitro menjadi metode alternatif yang dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman tebu dalam menghasilkan bibit tebu dengan jumlah besar dan waktu yang singkat. Langkah-langkah dalam pembiakan vegetatif tebu secara kultur in vitro meliputi penanaman eksplan, induksi kalus, proliferasi kalus, induksi tunas adventif, induksi akar, pra-aklimatisasi, dan aklimatisasi bibit tebu. Setelah diperoleh bibit tanaman tebu yang baik dan kuat, maka sudah bisa ditanam di lahan.

Perbanyakan tanaman tebu dengan metode kultur in vitro mampu memproduksi bibit tebu secara cepat dan bebas penyakit, terutama pada varietas tebu baru yang akan dikembangkan secara massal. Bibit tebu yang diperbanyak dengan kultur in vitro memiliki anakan dan pertumbuhan produktivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan bibit tebu hasil perbanyakan dengan metode stek. 

Sudah banyak laporan tentang hasil penelitian yang melibatkan keberhasilan regenerasi tanaman tebu secara in vitro, dan temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa produksi kalus dan keberhasilan regenerasinya tergantung dari genotipe tanaman, jenis eksplan yang digunakan, dan formulasi media yang digunakan untuk regenerasi tanaman tebu.

Efisiensi Perbanyakan Tebu

Dalam produksi bibit tanaman tebu, pembiakan vegetatif non-konvensional dengan teknik in vitro terbukti lebih efisien dibandingkan dengan metode pembiakan vegetatif secara konvensional karena menghasilkan bibit yang bebas dari patogen penyakit, dan bibit yang dihasilkan berjumlah besar dalam waktu singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun