Langkah Indonesi Yang Berani Menuju Tatanan Dunia Baru.
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) bukan hanya sebuah langkah strategis, tetapi juga cerminan keberanian politik dan visi besar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam tatanan dunia yang tengah berubah, langkah ini menjadi pernyataan bahwa Indonesia ingin memainkan peran lebih besar dalam membentuk masa depan global. Namun, langkah ini juga memunculkan berbagai peluang dan tantangan yang perlu diantisipasi oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Â
BRICS didirikan pada tahun 2009 sebagai wadah bagi negara-negara berkembang dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam ekonomi global yang selama ini didominasi oleh negara-negara maju. Dengan populasi gabungan yang mencakup lebih dari 40% populasi dunia dan kontribusi ekonomi yang terus meningkat, BRICS menjadi platform penting untuk membahas isu-isu global, mulai dari perdagangan hingga geopolitik.Â
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki alasan kuat untuk bergabung. Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia terus memperkuat peran internasionalnya melalui forum multilateral seperti ASEAN dan G20. Namun, masuk ke dalam BRICS menandai upaya untuk memperluas pengaruh ke level global yang lebih strategis. Â
Bagi banyak negara berkembang, BRICS adalah simbol perlawanan terhadap dominasi negara-negara maju dalam sistem ekonomi global. Melalui forum ini, negara-negara anggota dapat menyuarakan kepentingannya dan menawarkan alternatif kebijakan ekonomi dan keuangan yang lebih inklusif. Indonesia, dengan posisi geografis strategis dan sumber daya melimpah, dapat memainkan peran penting dalam mendorong agenda ini.Â
Langkah ini jelas mencerminkan keberanian dan visi dari Presiden Prabowo Subianto. Selama ini, Indonesia cenderung berhati-hati dalam menentukan posisinya di kancah internasional, menghindari blok politik tertentu demi mempertahankan independensi. Namun, dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya sekadar ingin menjadi pengamat, tetapi pemain aktif dalam merancang ulang tatanan global. Â
Keputusan ini juga memperlihatkan pendekatan pragmatis yang mengutamakan kepentingan ekonomi dan geopolitik. Di tengah meningkatnya rivalitas antara Barat dan Timur, Indonesia memposisikan diri sebagai jembatan antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Dengan BRICS yang berfokus pada penguatan kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia bisa memanfaatkan peluang untuk memperluas akses pasar, investasi, dan teknologi dari anggota lainnya seperti China, India, dan Rusia. Â
 keputusan ini menunjukkan bahwa Presiden Prabowo ingin meninggalkan prestasi yang besar dalam diplomasi internasional. Dengan mengarahkan Indonesia menjadi anggota aktif BRICS, ia memperkuat reputasi Indonesia sebagai negara yang tidak takut akan mengambil langkah berani demi kepentingan jangka panjang nanti.
Bergabungnya Indonesia ke BRICS membuka berbagai peluang strategis, antara lain: Â
1. akses ke Pendanaan Baru
BRICS memiliki lembaga keuangan sendiri, yaitu New Development Bank (NDB), yang menawarkan alternatif pendanaan bagi negara-negara anggotanya. Dengan sumber daya finansial ini, Indonesia bisa mempercepat proyek infrastruktur dan pembangunan lainnya tanpa terlalu bergantung pada lembaga keuangan Barat seperti IMF atau Bank Dunia. Â
Indonesia dapat memanfaatkan NDB untuk mendanai proyek-proyek strategis, seperti pembangunan jalan tol, kereta cepat, atau energi terbarukan. Dengan pembiayaan yang lebih fleksibel, pemerintah memiliki ruang gerak lebih besar untuk memenuhi kebutuhan domestik tanpa tekanan politik dari pemberi pinjaman tradisional. Â
2. Diversifikasi Mitra Dagang
Sebagai anggota BRICS, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara anggota lainnya. Hal ini sangat relevan mengingat ketergantungan Indonesia pada beberapa mitra dagang tradisional seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Â
Misalnya, kerja sama dengan India dan China dapat membuka akses ke pasar yang sangat besar untuk produk-produk Indonesia, seperti minyak sawit, batu bara, dan tekstil. Selain itu, Rusia bisa menjadi mitra potensial dalam pengadaan energi, sementara Brasil dapat menjadi rekan dalam pengembangan teknologi pertanian. Â
3. Kerja Sama Teknologi dan Energi
BRICS juga dikenal aktif dalam mendorong transfer teknologi dan mengembangkan energi terbaru. Dengan potensi sumber daya alam yang besar, Indonesia bisa menjadi mitra penting dalam inisiatif energi bersih yang didorong oleh BRICS. Â
Misalnya, kerja sama dengan China dalam teknologi baterai dan mobil listrik dapat mempercepat ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam sektor energi hijau. Di sisi lain, Rusia dapat membantu Indonesia dalam pengembangan energi nuklir sebagai alternatif sumber energi bersih. Â
4. penguatan Peran Global
Bergabung dengan BRICS memberikan panggung baru bagi Indonesia untuk menyuarakan kepentingannya di level internasional. Dengan populasi yang besar dan ekonomi yang terus berkembang, Indonesia memiliki legitimasi untuk menjadi salah satu pemimpin dunia yang berkembang. Â
 Ada beberapa tantangan yang perlu diantisipasi: Â
1. Dinamika Politik Internal BRICS
Sebagai organisasi multilateral, BRICS memiliki anggota dengan kepentingan yang beragam. China dan India, misalnya, kerap bersitegang dalam isu perbatasan. Indonesia harus mampu memainkan peran sebagai penyeimbang di tengah dinamika tersebut, agar kepentingan nasional tidak terabaikan. Â
2. Tekanan Geopolitik Global Â
Masuknya Indonesia ke BRICS mungkin akan memicu reaksi dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Sebagai negara yang memiliki hubungan ekonomi dan politik erat dengan Barat, Indonesia harus memastikan bahwa langkah ini tidak merusak hubungan yang sudah terjalin sebelumnya. Â
3. Kapasitas DomestikÂ
Untuk benar-benar memanfaatkan peluang dari keanggotaan BRICS, Indonesia perlu memperkuat kapasitas domestiknya, baik dalam hal ekonomi, infrastruktur, maupun diplomasi. Jika tidak, keanggotaan ini hanya akan menjadi simbolis tanpa memberikan manfaat nyata bagi rakyat Indonesia. Â
4. Ketahanan Terhadap Ketegangan Geopolitik
Ketegangan geopolitik antara negara-negara anggota BRICS, seperti konflik Rusia-Ukraina atau rivalitas AS-China, dapat memengaruhi stabilitas kerja sama dalam forum ini. Indonesia perlu bersikap netral dan fokus pada tujuan utama: kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Â
Reaksi yang muncul :
Di dalam negeri, keputusan ini memunculkan beragam respons. Sebagian besar pihak memuji langkah ini sebagai terobosan yang berani dan visioner. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan karena dampaknya terhadap independensi politik luar negeri Indonesia. Â
Kritik lainnya muncul dari sudut pandang ekonomi. Sebagian pengamat mempertanyakan apakah Indonesia sudah benar-benar siap untuk bersaing dengan anggota BRICS lainnya yang memiliki kapasitas ekonomi jauh lebih besar. Oleh karena itu, pemerintah perlu transparan dalam menjelaskan manfaat konkret dari keanggotaan ini kepada masyarakat. Â
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa keterlibatan Indonesia bergabunh dalam BRICS dapat menimbulkan risiko politik, terutama jika forum ini dianggap terlalu menonjol ke salah satu kelompok dalam persaingan global. Pemerintah perlu meyakinkan rakyat Indonesia bahwa langkah yang ini diambil semata-mata demi kepentingan nasional, bukan untuk ikut serta dalam rivalitas geopolitik. Â
Kesimpulan Â
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS adalah momen bersejarah yang bisa membawa dampak besar bagi posisi Indonesia di dunia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, langkah ini menunjukkan keberanian untuk mengambil risiko dan visi untuk membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dalam tatanan global. Â
Namun, keberhasilan langkah ini akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk memanfaatkan peluang yang ada dan mengelola tantangan dengan bijak. Dengan strategi yang tepat, Indonesia tidak hanya bisa memperkuat perekonomian, tetapi juga memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan seimbang. Â
Langkah ini adalah awal dari perjalanan yang panjang. Ini waktunya untuk Indonesia membuktikan bahwa ia memang layak menjadi pemain utama di wilayah internasional. Pemerintah dan masyarakat harus bersatu padu untuk memastikan bahwa peluang ini benar-benar membawa manfaat bagi masa depan Indonesia mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H