Mohon tunggu...
Amalia Putri Oktavia R J
Amalia Putri Oktavia R J Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UGM

Mahasiswa Program Studi S1 Pariwisata 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kriminalitas Menjadi Momok bagi Wisatawan

17 Desember 2022   10:33 Diperbarui: 17 Desember 2022   10:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, berwisata dilakukan seseorang atau sekumpulan orang untuk melepas penat, mendapat kesenangan, menambah pengetahuan, serta pengalaman baru.

namun bagaimana jika berwisata malah membuat kita merasa terancam akan tindak kriminal yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu?

Kriminalitas pada tempat wisata kerap kali terjadi. Tindakan merugikan tersebut dilakukan oleh pelaku kejahatan dengan merampas barang berharga milik orang lain secara sadar maupun tidak, untuk kepentingan pribadi.

Pelaku kriminalitas di Indonesia mempunyai banyak julukan. Julukan-julukan tersebut diberikan tergantung dengan kejahatan apa yang dilakukannya.

"copet"

Tindakan pencopetan biasanya terjadi di kawasan wisata atau kendaraan umum.

mereka beraksi secara diam-diam menggambil dompet atau barang elektronik seperti HP. Meskipun rawan tertangkap basah, copet memilih tempat ramai supaya korban nantinya tidak dapat mengingat secara spesifik orang-orang yang dicurigainya sebaga pencopet.

"jambret"

mereka menjalankan aksinya dengan merebut paksa dompet atau tas milik orang lain ketika seseorang tersebut lengah. Setelah berhasil mendapatkannya kemudian copet akan berlari sekencang mungkin. Tindakan ini biasa terjadi di tempat umum dan penjambret biasanya memilih target orang yang sendirian di tempat umum. Jadi berhati-hatilah jika melakukan solo trip.

"Begal"

 Begal biasanya menyerang korban pengendara sepeda motor/mobil ketika malam hari guna merampok semua barang berharga atau bahkan kendaraan yang dikendarai korban saat itu juga. Mereka mengancam korban menggunakan senjata tajam supaya korban merasa takut kemudian dengan terpaksa menyerahkan semua yang diminta pelaku.

"Klitih"

Tak jauh berbeda dari begal, klitih juga melakukan tindak kejahatan pada malam hari, mereka mengincar kendaraan dengan plat nomor dari daerah tertentu dan menyerangnya tanpa ada maksud dan tujuan untuk merampas harta. Ini sangat berbahaya bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi untuk berwisata.

Banyaknya modus kejahatan tersebut dapat dicegah oleh wisatawan dengan cara menjaga sebaik mungkin barang bawaan, sebaiknya tidak melakukan solo trip pada destinasi wisata yang baru pertama kali dikunjungi, tidak menggunakan perhiasan mencolok dan berlebihan, selalu waspada di manapun berada, hindari tempat-tempat yang sepi, dan untuk berjaga jaga selalu simpan nomor darurat seperti nomor petugas kepolisian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun